describing scenes


Bismillahirrahmanirrahim……

·         Using Sensory Description (menggunakan deskripsi pengindraan)
Mendeskripsikan sebuah pemandangan itu berarti memindahkan sebuah ide yang dirasakan langsung (dilihat, didengar, diraba, dicium, dinikmati) oleh kelima indra yang kita miliki menjadi tulisan yang secara langsung bisa dirasakan pembaca.
Pada Describing scenes (mendeskripsikan pemandangan), indra penglihatan lebih ditekankan (pokok fungsi) daripada indra yang lainnya karena pemandangan itu berasal dari apa yang kita lihat dan lebih bisa dideskripsikan secara detail dibanding indra yang lain. Vocabulary kita pun lebih banyak dan bervariasi  untuk bisa mendeskripsikan apa yang kita lihat dibanding mendeskripsikan dari kesan indra yang lainnya. Sebagai contoh:
·         Ketika kita mendeskripsikan sebuah mobil baru dengan design yang elegan dan modern tentu kita akan lebih terfokus kepada apa yang kita lihat dibanding apa yang dapat kita dengar dari mobil baru tersebut. Pembaca pun akan lebih berminat dengan mobil baru itu dengan cara mendeskripsikan pemandangan sebuah mobil yang kita lihat.

The sense of sight!
Ketika mendeskripsikan apa yang kita lihat, berarti mengindentifikasi sebuah objek yang ada di depan mata kita saat itu.  
Mari lihat contoh ini, kemudian perhatikan baik2 apa yang dideskripsikan.
·         Contoh ini mendeskripsikan tentang keadaan yang terjadi di depan mata. Penulis saat itu sedang duduk dijendela dan menggambarkan berbagai keadaan yg terjadi di depan matanya.
ü  Ada burung hantu yg berkeliling disekitar hutan
ü  Ada burung merpati yang hinggap di dahan cemara
ü  Ada burung gagak yang menangkap ikan di sebuah kolam
ü  Cerpelai yang menangkap seekor kodok
ü  Dan ada ilalang yang dilalui burung2 itu kesana-kemari
The sense of hearing!
Ketika mendeskripsikan sesuatu yang dapat didengar (suara/bunyi), jarang sekali kita dapat memberikan sebutan kepada bunyi yang kita dengar tersebut atau kita hanya bisa memberikan title nya bergantung kepada sebuah objek. Contoh : suara bisikan, suara decit, suara gemuruh, suara berdesis dsb.
Aturan untuk memberikan nama pada suara2 yg keluar dari bunyi itu sendiri disebut Onomatopoiea  seperti : squeak = berdecit, murmur = bisikan, hiss = siulan, boom = dentuman, tinkle = gemerincing, twang= denting/petikan, jangle= gemerincing, rasp = parau,
Teknik mendefinisikan sebuah suara lebih mendetail disebut SYNESTHESIA
Perhatikan contoh di slide :
*       Mendeskripsikan sebuah bunyi angin ;”its tones varying from the sharp hiss and rustle of the wind”
*       Mendeskripsikan bunyi pohon cemara :”…soft,sifting, hushing tones of the pines…”
*       Sebuah badai angin;” …rush and roar of storm winds…”
The sense of smell!
Kosakata dalam bahasa inggris sangat terbatas untuk mendeskripsikan sense of smell. Baru terdapat 10 kata yg dapat mendeskripsikan sense of smell…
Odor = bau(busuk), scent= wangi2an, vapor = asap/uap, aroma = bau harum, fragrance = keharuman, perfume = minyak harum/wangi, bouquet = keharuman bunga2, stench = bau amis, stink = bau busuk keras.
Contoh di slide menunjukkan deskribsi tentang wewangian yang terdapat dalam sebuah parfum.

The sense of touch!
Biasanya penulis mendeskripsikan sense of touch itu bukan untuk menggambarkan sensasi secara langsung atau membuat tulisan tentang pengungkapan sebuah perasaan/sentuhan. Statement ini Mungkin dikarenakan kurangnya/sangat sedikitnya kosakata yg dpat mendeskripsikan sebuah sentuhan selain : touch, feeling, tickle, itch, and tingle.
Contoh pada slide ini mendeskripsikan sebuah sentuhan yg terjadi pada sebuah matahari, angin yg dingin dsb

The sense of taste!
Taste, savor, and flavor adalah 3 kata umum yang bisa mengungkapkan deskripsi tentang rasa/selera/citarasa. Namun ada juga kata khusus yg dibangun dr ke3 kata tsb contoh :
Sweet(saccharine, sugary, cloying);Sour(acidic,tart); bitter(acrid, bitting); salty(briny, brackish) ada juga yang mendeskripsikan citarasa lebih spesifik :piquant, spicy, pungent, peppery, savory, toothsome).
Penambahan detail pada sebuah kata hanya dapat mengindikaskan intensitas dan kualitas dari citarasa itu sendiri.
      Contoh pada slide mendeskripsikan tentang sebuah citarasa oysters dan cairan dingin yang dihasikannya sehingga membuat si penulis ini merasakan kebahagiaan ketika menikmati itu semua. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”