Menganalisis bahasa pak Hatta Rajjasa
Nama : M
Fadhli Karim
NIM :
1110026000003
Kelas : BSI
5B
I.
Pendahuluan
Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi
yang hanya dimiliki manusia, bahasa memainkan peranan yang penting dalam
berbagai kehidupan manusia, khususnya untuk berkomunikasi. Seperti yang
diungkapkan Wardhaugh (1972), Ia mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi
manusia, baik tertulis maupun lisan. Sebagai objek dalam sosiolinguistik,
bahasa tidak dilihat sebagai bahasa, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi
atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Bahkan bahasa menjadi alat
komunikasi yang vital dalam kegiatan di ranah politik.
Chaer & Leonie ( 2004) mengatakan
bahwa bila di lihat dari segi penuturnya, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, si
penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan
hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu
sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini si pendengar bisa menduga apakah
si penutur sedih, marah, atau gembira. Kemudian bila dilihat dari segi pendengar
atau lawan bicaranya, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu
tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan
yang sesuai dengan yang diinginkan si penutur dengan manggunakan
kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan. Dengan
fungsinya yang personal dan direktif, para elite politik biasa
menggunakan bahasa dengan berbagai tujuan bagi kepentingan politiknya. Mereka menyampaikan gagasan mereka kepada masyarakat
umum untuk mendapatkan hati mereka. Penyampaian gagasan atau ide ini biasa kita
sebut dengan istilah retorika.
Kita bisa melihat hubungan yang sangat
erat antara bahasa dan politik yang digunakan para politisi dalam ranah
politik, sehingga membuat penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh retorika
yang dilakukan politisi Indonesia untuk mempengaruhi opini publik berdasarkan
teori-teori yang akan dipaparkan pada bab selanjutnya.
II.
Landasan
Teoritis
Seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa retorika begitu penting bagi politisi
dalam menjalankan kegiatan politiknya. Retorika sendiri telah lahir sejak jaman
dahulu sekitar 2000 tahun lalu. Tokoh retorika klasik yang menjadi pegangan
teori-teori retorika selanjutnya ialah Aristotles. Retorika berasal dari bahasa
Yunani rhetorica yang berarti seni
berbicara, pada awalnya sering dipakai dalam perdebatan di pengadilan atau
dalam perdebatan antarpersonal untuk memengaruhi orang lain yang ada di
sekitarnya dengan cara persuasif.
Purnawita
(2012) menerangkan di dalam blog pribadinya bahwa bagi Aristoteles retorika
adalah seni persuasi, suatu yang harus singkat, jelas dan meyakinkan, dengan
keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki
(corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive) dan
mempertahankan (defensive).
Selain
itu ada beberapa hal yang harus dikuasai penutur atau politisi untuk
beretorika, menurut Keraf (2004) untuk menekuni retorika ada dua aspek yang
perlu dikuasai seseorang yaitu pertama pengetahuan mengenai bahasa dan
penggunaan bahasa dengan baik, kedua pengetahuan mengenai objek tertentu yang
disampaikan dengan bahasa tadi. Bila kedua hal tadi sudah dikuasai oleh
penutur, maka tujuan dasar retorika untuk mempengaruhi pendengar akan mudah
tercapai. Sehingga memuluskan tujuan retorika dalam berpolitik untuk membantu
yang di persuasi dalam membangun citra tentang masa depan.
Dalam buku yang berjudul “komunikasi
politik”, Nimmo (2005) menerangkan bahwa Aristoteles mengidentifikasi tiga tipe
retorika yang biasa digunakan untuk kepentingan tertentu, yaitu:
- Retorika deliberative
Retorika jenis ini dirancang untuk mempegaruhi orang-orang
dalam masalah kebijakan pemerintah dengan menggambarkan keuntungan dan kerugian
relatif dari cara-cara alternatif dalam melakukan segala sesuatu. Fokusnya pada
yang akan terjadi di masa depan, jika ditentukan kebijakan tertentu. Jadi si
orator menciptakan dan memodifikasi pengharapan atas ihwal yang akan datang.
- Retorika forensik
Retorika jenis ini adalah yuridis. Ia berfokus pada apa yang
terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak bersalah,
pertanggungjawaban atau hukuman dan ganjaran. Settingnya yang biasa adalah
ruang pengadilan, tetapi terjadinya di tempat lain, contohnya adalah
pemeriksaan kasus pelecehan seksual dari presiden Clinton.
- Retorika demonstrative
Retorika jenis ini adalah wacana yang memuji dan
menjatuhkan. Tujuannya untuk memperkuat sifat baik dan sifat buruk seseorang,
suatu lembaga, atau gagasan. Contoh: kampanye politik dan dukungan editorial
dari surat-kabar, majalah, televisi dan radio terhadap seseorang kandidat
anggota parlemen.
Bahasa yang digunakan dalam
beretorika ialah gaya bahasa retoris. Unsilster blog (2012) menjelaskan
definisi dan contoh dari gaya bahasa retoris. Gaya Bahasa Retoris
adalah gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari kontruksi biasa
untuk mencapai efek tertentu. Berikut ini adalah macam-macam Gaya Bahasa
Retoris dan berikut contoh dari gaya Bahasa Retoris:
1. Anastrop atau inversi adalah semacam gaya
retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.
2. Apofasis atau Preterisio merupakan sebuah gaya
dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal
itu. Berpura-pura melindungi atau menyembunyikan sesuatu, tetapi sebenarnya
memamerkan.
3. Asindeton adalah suatu gaya yang berupa acuan,
yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa, atau klausa yang
sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
4. Polisindeton adalah suatu gaya yang merupakan
kebalikan dari asindeton. Beberapa kata, frasa, klausa yang berurutan dihubungkan
satu sama lain dengan kata-kata sambung.
5. Kiasmus adalah semacam acuan atau gaya bahasa
yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang,
dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik
bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
6. Elipsis adalah suatu gaya yang berujud
menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau
ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktus gramatikal
atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
7. Eufemisme adalah semacam acuan berupa
ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau
ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin
menghina, menyinggung perasaan ataukah mensugestikan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Contoh: Kepala kampung menggapai-gapai di dalam baju lasting
Inggris berwarna hitam-baju keangkatannya
8. Litotes – Adalah semacam gaya bahasa yang
dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal
dinyatakan kurang keadaan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan
menyangkal lawan katanya.
9. Pleonasme adalah acuan yang mempergunakan
kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran
atau gagasan. “Waktu keduanya masuk ke dalam, seperti dengan sendirinya pintu
tertutup”
10. Hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang
mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu
hal.
11. Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan
yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti suatu hal
yang menarik perhatian karena kebenarannya.
Semakin vitalnya hubungan bahasa dalam
komunikasi politik, membuat penulis tertarik untuk meneliti sikap Hatta Rajasa
sebagai orang tua pelaku, sikap beliau sebagai pejabat pemerintah, tipe
retorika apa yang dipakai, gaya bahasa, tujuan beliau beretorika dan dampaknya
bila beretorika atau tidak untuk karir beliau sebagai Menteri Perekonomian
Republik Indonesia dan peluang beliau maju dalam bursa pencalonan pilpres 2014.
III. Analisis
Gegap-gempita pergantian tahun 2012 menuju
tahun 2013 membuat setiap orang mempunyai harapan baru agar mendapatkan hidup
lebih baik. Namun Indonesia digemparkan dengan berita kecelakaan yang membuat
setiap orang terkejut tak percaya. Tepat pada tanggal 1 Januari 2013 terjadi
kecelakaan maut yang menewaskan 2 orang dan 3 orang diantaranya mengalami luka
serius. Pada hari Selasa, detiknews (2013) melansir kronologis kecelakaan
maut yang melibatkan putra bungsu Hatta Rajasa di Tol Jagorawi pagi itu.
Kecelakaan itu bermula ketika Luxio bernopol
F 1622 CY yang sedang melaju dengan kecepatan
sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB diseruduk oleh BMW
bernopol B272 HR dari arah belakang.
BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah Harun (57) dan Raihan (14 bulan).
BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah Harun (57) dan Raihan (14 bulan).
Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3
korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka,
yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Supriyati (30 tahun).
Kejadian ini
sontak mengejutkan masyarakat Indonesia pada umumnya dan keluarga besar Rajasa
pada khususnya. Hatta Rajasa yang selama ini dikenal tidak pernah teribat kasus
berat, seolah-olah terperanjat akan kasus kecelakaan maut yang menimpa anak
bungsunya itu. Mau tidak mau, nama besar Hatta Rajasa sebagai Menteri
Perekonomian Republik Indonesia ikut terseret atas kasus anaknya tersebut.
Seperti yang
sudah terbiasa terjadi, apabila anggota keluarga pejabat negeri ini tersandung
masalah atau kasus hukum, maka
penanganan polisi atas kasus tersebut berjalan sangat lamban tidak seperti
kasus-kasus yang menimpa masyarkat pada umumnya. Pada awalnya, polisi
seolah-olah menutup-nutupi identitas pelaku kecelakaan maut itu, hingga pada
akhirnya barulah terungkap bahwa pelakunya ialah Amirullah Rasyid, anak bungsu
Hatta Rajasa.
Tidak hanya
sampai di situ, sikap “menutup-nutupi” juga terjadi ketika Rasyid dirawat di
salah satu rumah sakit paska kecelakaan tersebut. Hingga akhirnya terungkap
bahwa Rasyid dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Bahkan pihak rumah sakit
pun, seolah-olah takut untuk memberikan informasi mengnenai identitas Rasyid
dan keadaan Rasyid paska kecelakaan. Kita pun sebagai masyarakat awam tak habis
pikir, mengapa “mereka” seolah-olah takut membeberkan informasi yang seharusnya
diinformasikan kepada publik tanpa harus membeda-bedakan status dan jabatan
dari pihak yang bersangkutan.
Lalu
bagaimanakah sikap Hatta Rajasa dalam menyikapi kasus ini?. Sebagai ayah secara
naluriah ia pasti bertanggungjawab atas segala hal yang menimpa anak-anaknya,
namun di lain sisi, sebagai pejabat pemerintah, ia harus menyelesaikan kasus
ini sesuai dengan undang-undang hukum yang berlaku. Apabila Ia salah melangkah
dalam mengambil keputusan, maka taruhannya ialah jabatan. Karena bila Ia gagal
mengatasi kasus ini, maka masyarakat tidak akan simpati dan akan menurunkan
kredibilitas beliau secara signifikan.
Sejak menguaknya
kasus kecelakaan maut ini, media-media di Indonesia baik media cetak maupun media
elektronik dengan gencarnya membahas kasus tersebut. Berbagai spekulasi tentang
apa yang akan dilakukan Hatta Rajasa dan karir beliau pun berkembang tiada
henti. Sebagian besar masyarakat berspekulasi bahwa Hatta Rajasa akan
menggunakan posisi pentingnya sebagai pejabat pemerintah untuk mengintervensi
penyidikan polisi dan mempermudah kasus yang menimpa anaknya yang bertujuan
agar anak beliau bisa lolos dari jeratan hukum atas kasus kecelakaan maut yang
telah menggemparkan media-media di tanah air.
Melihat situasi
yang mulai memanas karena banyaknya spekulasi yang menyeruak, membuat Hatta
Rajasa segera bertindak untuk menetralisir situasi tersebut. Beliau dengan
segera memutuskan utntuk menggelar konferensi pers di depan awak media yang
senantiasa menunggu tanggapan dan sikap yang akan diambil oleh beliau.
Sikap Hatta Rajasa sebagai orang tua pelaku
Jumpa pers yang
digelar Hatta Rajasa di kediaman rumahnya membuktikan bahwa sebagai orang tua
pelaku, beliau dengan sigap mengambil langkah cepat untuk meminta maaf kepada
keluarga korban dan menanggapi kasus yang menimpa anak bungsunya tersebut. Dengan
uraian air mata dan pelafalan yang terbata-bata, beliau meminta maaf yang
sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
Selain
penyampaian kata maaf, beliau juga bertanggung jawab atas kasus tersebut,
sehingga beliau langsung melayat ke kediaman keluarga korban dan memimpin salat
jenazah. Tidak cukup sampai di situ, beliau juga menjanjikan seluruh biaya yang
di derita keluarga korban, baik korban meninggal maupun luka-luka. Ternyata
sisi humanisme beliau lebih dari itu, beliau sadar akan pentingnya pendidikan
bagi anak-anak keluarga korban yang telah di tinggal mati ayahnya. Maka beliau
berjanji akan menanggung penuh biaya pendidikan anak korban hingga jenjang
perguruan tinggi.
Seperti yang
dilansir situs media online detiknews (2013), Hatta Rajasa menggelar konferensi
pers di kediamannya di Golf Mansion Kav 26, Jl RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta
Selatan.
Kami
keluarga besar mendapatkan musibah terjadinya kecelakaan yang melibatkan putra kami,
Muhammad Rasyid Amrullah
Rajasa yang terjadi pagi hari tadi yang
menimbulkan korban jiwa dua orang meninggal dunia, innalilahi wa inna ilahi rajiun. Kami sekeluarga
sungguh sangat terpuku atas kejadian tersebut, kami merasa sedih, atas meninggalnnya dua saudara kita.
Kami
sekeluarga berbela sungkawa yang sangat dalam atas meninggalnya dua saudara tersebut. Keprihatinan yang dalam
ini dan sekaligus kami menyampaikan maaf
yang sedalamnya atas kejadian tersebut
yang tidak kita kehendaki sama sekali.
Setelah mendengar berita itu, maka saya meminta kepada keluarga, yang pertama agar segera
memberi pertolongan dan bantuan kepada
korban baik yang luka maupun yang meninggal. Saya meminta untuk
tunggu sampai keluarga yang ditinggalkan
datang sampai sore dan malam hari.
Saya ingin
hadir nanti meminta maaf kepada keluarga korban yang di Sukabumi dan Tangerang, sebagai rasa cinta kami dan
duka kami, dan sekaligus permohonan
maaf kepada keluarga yang tidak sama sekali kami kehendaki.
"Kami akan memberi perhatian yang
tinggi kepada keluarga korban," kata Hatta dengan terbata-bata.
Sikap
Hatta Rajasa sebagai pejabat pemerintah
Selain sikap
humanisme yang ditunjukkan Hatta Rajasa, beliau juga menunjukkan sikap
profesionalisme dalam kasus hokum yang menimpa anaknya meskipun beliau
mempunyai jabatan penting di pemerintahan Indonesia. Beliau menegaskan tidak
akan ikut campur dan menyerahkan proses hukum kepada pihak yang berwajib.
"Kami serahkan seluruh proses
ini kepada kepolisian," kata Hatta (detiknews, 2013)
Tipe
retorika yang dipakai Hatta Rajasa
Setelah melihat
transkrip jumpa pers Hatta Rajasa yang dikutip oleh detik.com, maka bisa kita
analisis bahwa retorika yang dipakai beliau ialah retorika tipe forensik,
meskipun biasanya retorika jenis ini di pakai di pengadilan, namun
pernyataan-pernyataan Hatta Rajasa dalam kasus anaknya cukup menggambarkan
bahwa retorika yang dipakai beliau ialah retorika jenis forensik. Karena beliau
dengan sadar mengakui ini adalah sebuah musibah atas kesalahan anaknya dan
beliau juga menyadari serta pasrah atas proses hukum yang berjalan.
Gaya
bahasa yang dipakai Hatta Rajasa dalam beretorika
Setelah ditelusuri gaya
bahasa yang dipakai Hatta Rajasa dalam kasus kecelakaan maut anaknya, penulis
menyimpulkan bahwa gaya bahasa yang dipakai ialah gaya bahasa Apofasis. Karena
beliau menyatakan dengan tegas bahwa ia akan bertanggungjawab kepada semua
korban dan menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Namun di lain sisi
beliau mengaharapkan respon positif dari pihak keluarga korban setelah apa yang
telah Ia lakukan kepada mereka meskipun Hatta Rajasa tidak dengan tegas
membicarakan perdamaian dalam retorikanya.
Tujuan
Hatta Rajasa beretorika
Tujuan Hatta Rajasa beretorika tentu saja
untuk mempengaruhi opini publik yang berkembang ke arah negative, karena
banyaknya yang berspekulasi bahwa Hatta akan memanfaatkan jabatannya untuk
mengintervensi tugas dari kepolisian. Beliau juag ingin segera menetalisir
spekulasi-spekulasi yang berkembang dengan pernyataan dan sikapnya yang tegas
agar citra beliau tidak menjadi negatif, karena akan sangat merugikan untuk
pencalonan beliau maju dalam Pemilihan Presiden 2014.
Dampak
retorika Hatta Rajasa untuk maju dalam Pilpres 2014
Seperti yang telah kita
ketahui bersama bahwa Hatta Rajasa digadang-gadang menjadi calon terkuat dalam
pemilihan presiden 2014. Bukan hanya karena beliau menjabat posisi penting,
namun karena selama ini beliau jauh dari isu-isu miring seperti yang terjadi
oleh kebanyakan poitisi-politisi lain seperti kasus korupsi.
Dengan adanya kasus kecelakaan maut yang
menewaskan 2 orang ini, seolah-olah awal tahun ini menjadi tahun terburuk bagi
catatan karir Hatta Rajasa dan akan berimbas negatif buat dirinya dalam
pencalonannya sebagai Calon Presiden RI 2014. Menanggapi kasus ini, maka dengan
cepat beliau mengambil langkah taktis untuk meredam spekulasi-spekulasi yang
berkembang di masyarakat.
Dengan sikap yang ditunjukkan beliau dalam
meredam kasus ini seperti pertanggungjawaban penuh untuk korban dan
keluarganya, serta ketegasan beliau yang menyerahkan kasus ini kepada pihak
kepolisian yang pada akhirnya masyrakat bisa melihat itikad baik dari seorang
Hatta Rajasa dan komitmen beliau dalam menegakkan hukum yang seadil-adilnya.
Sehingga dengan adanya kasus ini membuat citra beliau menjadi begitu positif di
mata publik yang mendambakan pemimpin yang bijaksana juga adil.
IV.
Kesimpulan
Bahasa yang semakin penting dalam
komunikasi politik telah membuat para politisi menunjukkan keahliannya dalam
beretorika untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Beretorika bukan hanya
mengungkapkan gagasan atau ide semata, melainkan untuk mempengaruhi khalayak
umum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur, sehingga mengubah pola pikir
para pendengar dan mengubah citra positif bagi para politisi yang sedang
beretorika di mata masyarakat.
Seperti apa yang telah dialami oleh Hatta
Rajasa saat ini, dengan retorikanya yang baik, maka spekulasi-spekulasi
negative yang berkembang malah tenggelam dengan sendirinya. Retorika dan
implementasi yang dilakukan Hatta Rajasa berimbas positif di mata masyrakat.
Beliau telah sukses membangun kepercayaan atas kredibilitasnya di mata public
sehingga mendapatkan simpati dari masyarakat, sehingga beliau semakin dijagokan
menjadi kandidat terkuat dalam putaran pemilihan presiden 2014.
Beretorika begitu penting ketika seorang
politisi dihadapkan dalam sebuah masalah yang kalau Ia bersikap apatis maka
akan mengancam kredibilitasnya dan berimbas pada karirnya di masa depan.
Keberhasilan retorika yang dijalankan oleh Hatta Rajasa belum tentu berhasil
dijalankan oleh politisi-politisi lain. Seperti kasus kecelakaan yang menimpa Dahlan
Iskan dengan mobil listrik mewah Tucuxi. Positif atau negatifnya citra beliau
nanti tergantung pada persiapan dirinya beretorika di hadapan publik.
Oleh karena itu, retorika begitu penting
untuk meluruskan isu-isu negatif yang dihadapi para politisi dan membalikkannya
menjadi suatu momentum untuk bangkit dan meraih citra positif dengan
mempengaruhi masyrakat. Tentunya mempengaruhi dengan retorika yang baik dan
sikap yang tepat dalam mengambil suatu keputusan.
Referensi
Wardhaugh, R. 1972. Introduction to Linguistics. New York:
Mc Graw Hill Books Company
Chaer, A., & Leonie, A. (2004).
Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
Purnawita, D. (2012). Retorika Aristoteles. Retrieved from http://destyawita.blogspot.com/2012/11/retorika-aristoteles.html
Nimmo, D. 2005. Komunikasi Politik. Banung: PT Remaja
Rosdakarya
Unsilsterblog. (2012). Contoh
Gaya Bahasa Retoris. Retrieved from http://unsilster.com/2012/09/contoh-gaya-bahasa-retoris/
Detiknews. (2013). Polisi Benarkan Pengemudi BMW X5 yang Tabrak Luxio Anak Hatta Rajasa. Retrieved from http://news.detik.com/read/2013/01/01/162119/2130639/10/polisi-benarkan- pengemudi-bmw-x5-yang-tabrak-luxio-anak-hatta-rajasa
Detiknews. (2013). Penjelasan Lengkap Hatta Rajasa Soal Kecelakaan Maut BMW X5. Retrieved from http://news.detik.com/read/2013/01/01/232834/2130751/10/penjelasan-lengkap- hatta-rajasa-soal-kecelakaan-maut-bmw-x5
Detiknews. (2013). Hatta Pasrahkan Anaknya ke Polisi, Keluarga Korban: Ya Harus Ikuti Hukum. Retrieved from http://news.detik.com/read/2013/01/01/220437/2130731/10/hatta-pasrahkan- anaknya-ke-polisi-keluarga-korban-ya-harus-ikuti-hukum
Lampiran
1. Kronologis kecelakaan maut Rasyid Rajasa
1.1. http://news.detik.com/read/2013/01/01/162119/2130639/10/polisi-benarkan-pengemudi-bmw-x5-yang-tabrak-luxio-anak-hatta-rajasa
1.2. Teks
Jakarta
- Polisi akhirnya angkat bicara mengenai pengemudi BMW X5 yang menabrak
Daihatsu Luxio sehingga menyebabkan dua orang tewas. Si pengemudi, Rasid
Amirulloh merupakan anak dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.
"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah Rasid merupakan putra dari Hatta Rajasa, Selasa (1/1/2013).
Kepastian dari Suhardi ini mengklarifikasi kabar yang berhembus sejak siang tadi. Hatta diketahui memiliki putra bernama Rasid Amirulloh Rajasa. Selain itu dua huruf belakang di plat mobil BMW X5 yang Rasid kendarai B 272 HR, diketahui cukup identik dengan Hatta Rajasa.
Insiden ini bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB. Tiba-tiba mobil ini diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang, yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Insiden terjadi di ruas jalan tol Jagorawi tepatnya di daerah Cililitan. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka aadalah Harun (60) dan Raihan (1,5).
Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Norman (41 tahun).
Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Hatta tidak merespon. Pesan singkat yang dikirimkan ke nomor seluler Ketua Umum PAN itu sejak tadi siang, tidak dibalas.
"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah Rasid merupakan putra dari Hatta Rajasa, Selasa (1/1/2013).
Kepastian dari Suhardi ini mengklarifikasi kabar yang berhembus sejak siang tadi. Hatta diketahui memiliki putra bernama Rasid Amirulloh Rajasa. Selain itu dua huruf belakang di plat mobil BMW X5 yang Rasid kendarai B 272 HR, diketahui cukup identik dengan Hatta Rajasa.
Insiden ini bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB. Tiba-tiba mobil ini diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang, yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Insiden terjadi di ruas jalan tol Jagorawi tepatnya di daerah Cililitan. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka aadalah Harun (60) dan Raihan (1,5).
Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Norman (41 tahun).
Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Hatta tidak merespon. Pesan singkat yang dikirimkan ke nomor seluler Ketua Umum PAN itu sejak tadi siang, tidak dibalas.
2.
Sikap
Hatta Rajasa sebagai orang tua pelaku
2.2.
Teks
Selasa,
01/01/2013 23:28 WIB
Penjelasan
Lengkap Hatta Rajasa Soal Kecelakaan Maut BMW X5
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Hatta Rajasa
menggelar jumpa pers terkait kecelakaan yang menimpa anaknya, Rasyid Amrullah
Rajasa dan menewaskan dua orang. Dalam penjelasannya, Hatta menyampaikan
permohonan maaf kepada keluarga korban atas musibah tersebut.
Jumpa pers disampaikan langsung oleh Hatta di kediaman pribadinya di Komplek Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (1/1/2012). Istri Hatta, Oktiniwati Ulfa Dariah dan anaknya, Reza Rajasa turut mendampingi Hatta.
Berikut penjelasan lengkap Hatta Rajasa:
Kami keluarga besar mendapatkan musibah terjadinya kecelakaan yang melibatkan putra kami, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa yang terjadi pagi hari tadi yang menimbulkan korban jiwa dua orang meninggal dunia, innalilahi wa inna ilahi rajiun. Kami sekeluarga sungguh sangat terpukul atas kejadian tersebut, kami merasa sedih, atas meninggalnnya dua saudara kita.
Kami sekeluarga berbela sungkawa yang sangat dalam atas meninggalnya dua saudara tersebut. Keprihatinan yang dalam ini dan sekaligus kami menyampaikan maaf yang sedalamnya atas kejadian tersebut yang tidak kita kehendaki sama sekali. Setelah mendengar berita itu, maka saya meminta kepada keluarga, yang pertama agar segera memberi pertolongan dan bantuan kepada korban baik yang luka maupun yang meninggal. Saya meminta untuk tunggu sampai keluarga yang ditinggalkan datang sampai sore dan malam hari.
Saya ingin hadir nanti meminta maaf kepada keluarga korban yang di Sukabumi dan Tangerang, sebagai rasa cinta kami dan duka kami, dan sekaligus permohonan maaf kepada keluarga yang tidak sama sekali kami kehendaki.
Putra kami Rasyid sebetulnya sedang dalam perawatan maag yang cukup berat, dan saat ini setelah terjadi peristiwa ini mengalami trauma psikologis yang sangat dalam dan berat. Saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Saya mohon doa restu saudara sekalian agar kami dapat tabah menerima musibah ini dan sekaligus mendoakan kepada keluarga almarhum yang tertimpa musibah pula, agar arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan kami akan terus memberikan perhatian yang tinggi kepada keluarga korban dan juga yang sedang dirawat di rumah sakit.
Kami baru sampaikan malam ini karena perhatian saya tertuju semua pada keluarga korban, sungguh saya merasa sedih atas kejadian ini. Saya datang ke keluarga korban tadi, dan kami akan memberikan perhatian.
Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian dan saya mohon doa restu agar putera kami segera pulih agar dia dapat menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini. Sekali lagi kami sampaikan terimakasih, dan saya sungguh mohon maaf kepada keluarga korban dan masyarakat yang memberikan perhatian yang tinggi atas peristiwa ini. Musibah ini kami terima dan sekali lagi saya pun mohon maaf atas kejadian ini.
Jumpa pers disampaikan langsung oleh Hatta di kediaman pribadinya di Komplek Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (1/1/2012). Istri Hatta, Oktiniwati Ulfa Dariah dan anaknya, Reza Rajasa turut mendampingi Hatta.
Berikut penjelasan lengkap Hatta Rajasa:
Kami keluarga besar mendapatkan musibah terjadinya kecelakaan yang melibatkan putra kami, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa yang terjadi pagi hari tadi yang menimbulkan korban jiwa dua orang meninggal dunia, innalilahi wa inna ilahi rajiun. Kami sekeluarga sungguh sangat terpukul atas kejadian tersebut, kami merasa sedih, atas meninggalnnya dua saudara kita.
Kami sekeluarga berbela sungkawa yang sangat dalam atas meninggalnya dua saudara tersebut. Keprihatinan yang dalam ini dan sekaligus kami menyampaikan maaf yang sedalamnya atas kejadian tersebut yang tidak kita kehendaki sama sekali. Setelah mendengar berita itu, maka saya meminta kepada keluarga, yang pertama agar segera memberi pertolongan dan bantuan kepada korban baik yang luka maupun yang meninggal. Saya meminta untuk tunggu sampai keluarga yang ditinggalkan datang sampai sore dan malam hari.
Saya ingin hadir nanti meminta maaf kepada keluarga korban yang di Sukabumi dan Tangerang, sebagai rasa cinta kami dan duka kami, dan sekaligus permohonan maaf kepada keluarga yang tidak sama sekali kami kehendaki.
Putra kami Rasyid sebetulnya sedang dalam perawatan maag yang cukup berat, dan saat ini setelah terjadi peristiwa ini mengalami trauma psikologis yang sangat dalam dan berat. Saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Saya mohon doa restu saudara sekalian agar kami dapat tabah menerima musibah ini dan sekaligus mendoakan kepada keluarga almarhum yang tertimpa musibah pula, agar arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan kami akan terus memberikan perhatian yang tinggi kepada keluarga korban dan juga yang sedang dirawat di rumah sakit.
Kami baru sampaikan malam ini karena perhatian saya tertuju semua pada keluarga korban, sungguh saya merasa sedih atas kejadian ini. Saya datang ke keluarga korban tadi, dan kami akan memberikan perhatian.
Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian dan saya mohon doa restu agar putera kami segera pulih agar dia dapat menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini. Sekali lagi kami sampaikan terimakasih, dan saya sungguh mohon maaf kepada keluarga korban dan masyarakat yang memberikan perhatian yang tinggi atas peristiwa ini. Musibah ini kami terima dan sekali lagi saya pun mohon maaf atas kejadian ini.
3.
Sikap
Hatta Rajasa sebagai pejabat pemerintah
3.2.
Teks
Selasa,
01/01/2013 22:04 WIB
Hatta
Pasrahkan Anaknya ke Polisi, Keluarga Korban: Ya Harus Ikuti Hukum
Fajar
Pratama - detikNews
Jakarta - Menteri
Perekonomian Hatta Rajasa berjanji tidak akan turut campur dalam persoalan
hukum yang menjerat anaknya Rasyid Amrullah terkait kecelakaan maut di tol
Jagorawi. Keluarga korban mendukung langkah Hatta ini.
"Diserahkan ke kepolisian? Ya memang begitu. Ya memang harus diserahkan dan ikuti proses hukum. Kami ikut kepolisian saja," kata salah satu menantu korban, Suparman (37), di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (1/1/2012).
Suparman merupakan menantu dari Harun, pria berusia 57 tahun yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan ini. Lalu mengenai permintaan maaf dan bela sungkawa dari Hatta, Suparman mengaku tak bisa menanggapinya.
"Kalau permintaan maaf saya tidak bisa mewakili keluarga. Nanti biar keluarga yang lain saja yang memutuskan," tukas Suparman.
Sebelumnya Hatta mengatakan akan menghormati proses hukum. "Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian," kata Hatta dalam jumpa pers di kediamannya, di Fatmawati, Jakarta, Selasa (1/1/2013).
Dia juga meminta doa kepada masyarakat agar Amrullah yang mengalami cedera dan trauma psikologis dapat segera pulih. Dalam jumpa pers tersebut, Hatta beberapa kali menyatakan permohonan maaf.
"Agar segera pulih untuk menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini," terang Hatta.
Seperti diketahui, putra bungsu Hatta Rajasa terlibat dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi pagi tadi. Kecelakaan itu bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY yang sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang.
BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah Harun (57) dan Raihan (14 bulan).
Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Supriyati (30 tahun).
Sebelumnya, polisi telah mengkonfirmasi mengenai pengemudi BMW yang menabrak Daihatsu Luxio sehingga menyebabkan dua orang tewas. Si pengemudi, Rasyid Amrullah merupakan anak dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.
"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius membenarkan Rasyid merupakan putra Hatta Rajasa.
Kasus kecelakaan ini ditangani Polda Metro Jaya. Pengemudi Luxio masih diminta keterangan oleh polisi. "Pelaku (Rasyid) sudah dilakukan pemeriksaan awal namun karena kondisi pelaku ini trauma dan ada benturan, sekarang yang bersangkutan dirawat di salah satu rumah sakit," tutur Sudarmanto.
"Diserahkan ke kepolisian? Ya memang begitu. Ya memang harus diserahkan dan ikuti proses hukum. Kami ikut kepolisian saja," kata salah satu menantu korban, Suparman (37), di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (1/1/2012).
Suparman merupakan menantu dari Harun, pria berusia 57 tahun yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan ini. Lalu mengenai permintaan maaf dan bela sungkawa dari Hatta, Suparman mengaku tak bisa menanggapinya.
"Kalau permintaan maaf saya tidak bisa mewakili keluarga. Nanti biar keluarga yang lain saja yang memutuskan," tukas Suparman.
Sebelumnya Hatta mengatakan akan menghormati proses hukum. "Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian," kata Hatta dalam jumpa pers di kediamannya, di Fatmawati, Jakarta, Selasa (1/1/2013).
Dia juga meminta doa kepada masyarakat agar Amrullah yang mengalami cedera dan trauma psikologis dapat segera pulih. Dalam jumpa pers tersebut, Hatta beberapa kali menyatakan permohonan maaf.
"Agar segera pulih untuk menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini," terang Hatta.
Seperti diketahui, putra bungsu Hatta Rajasa terlibat dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi pagi tadi. Kecelakaan itu bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY yang sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang.
BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah Harun (57) dan Raihan (14 bulan).
Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Supriyati (30 tahun).
Sebelumnya, polisi telah mengkonfirmasi mengenai pengemudi BMW yang menabrak Daihatsu Luxio sehingga menyebabkan dua orang tewas. Si pengemudi, Rasyid Amrullah merupakan anak dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.
"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius membenarkan Rasyid merupakan putra Hatta Rajasa.
Kasus kecelakaan ini ditangani Polda Metro Jaya. Pengemudi Luxio masih diminta keterangan oleh polisi. "Pelaku (Rasyid) sudah dilakukan pemeriksaan awal namun karena kondisi pelaku ini trauma dan ada benturan, sekarang yang bersangkutan dirawat di salah satu rumah sakit," tutur Sudarmanto.
Komentar
Posting Komentar