Menganalisis bahasa pak Hatta Rajjasa


Nama : M Fadhli Karim
NIM    : 1110026000003
Kelas   : BSI 5B
I.      Pendahuluan
      Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa memainkan peranan yang penting dalam berbagai kehidupan manusia, khususnya untuk berkomunikasi. Seperti yang diungkapkan Wardhaugh (1972), Ia mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik tertulis maupun lisan. Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat sebagai bahasa, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Bahkan bahasa menjadi alat komunikasi yang vital dalam kegiatan di ranah politik.
      Chaer & Leonie ( 2004) mengatakan bahwa bila di lihat dari segi penuturnya, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini si pendengar bisa menduga apakah si penutur sedih, marah, atau gembira. Kemudian bila dilihat dari segi pendengar atau lawan bicaranya, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang diinginkan si penutur dengan manggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan. Dengan fungsinya yang personal dan direktif, para elite politik biasa menggunakan bahasa dengan berbagai tujuan bagi kepentingan politiknya. Mereka  menyampaikan gagasan mereka kepada masyarakat umum untuk mendapatkan hati mereka. Penyampaian gagasan atau ide ini biasa kita sebut dengan istilah retorika.
      Kita bisa melihat hubungan yang sangat erat antara bahasa dan politik yang digunakan para politisi dalam ranah politik, sehingga membuat penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh retorika yang dilakukan politisi Indonesia untuk mempengaruhi opini publik berdasarkan teori-teori yang akan dipaparkan pada bab selanjutnya.

II.   Landasan Teoritis
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa retorika begitu penting bagi politisi dalam menjalankan kegiatan politiknya. Retorika sendiri telah lahir sejak jaman dahulu sekitar 2000 tahun lalu. Tokoh retorika klasik yang menjadi pegangan teori-teori retorika selanjutnya ialah Aristotles. Retorika berasal dari bahasa Yunani rhetorica yang berarti seni berbicara, pada awalnya sering dipakai dalam perdebatan di pengadilan atau dalam perdebatan antarpersonal untuk memengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya dengan cara persuasif.
Purnawita (2012) menerangkan di dalam blog pribadinya bahwa bagi Aristoteles retorika adalah seni persuasi, suatu yang harus singkat, jelas dan meyakinkan, dengan keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive) dan mempertahankan (defensive).
Selain itu ada beberapa hal yang harus dikuasai penutur atau politisi untuk beretorika, menurut Keraf (2004) untuk menekuni retorika ada dua aspek yang perlu dikuasai seseorang yaitu pertama pengetahuan mengenai bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik, kedua pengetahuan mengenai objek tertentu yang disampaikan dengan bahasa tadi. Bila kedua hal tadi sudah dikuasai oleh penutur, maka tujuan dasar retorika untuk mempengaruhi pendengar akan mudah tercapai. Sehingga memuluskan tujuan retorika dalam berpolitik untuk membantu yang di persuasi dalam membangun citra tentang masa depan.
Dalam buku yang berjudul “komunikasi politik”, Nimmo (2005) menerangkan bahwa Aristoteles mengidentifikasi tiga tipe retorika yang biasa digunakan untuk kepentingan tertentu, yaitu:
  1. Retorika deliberative
Retorika jenis ini dirancang untuk mempegaruhi orang-orang dalam masalah kebijakan pemerintah dengan menggambarkan keuntungan dan kerugian relatif dari cara-cara alternatif dalam melakukan segala sesuatu. Fokusnya pada yang akan terjadi di masa depan, jika ditentukan kebijakan tertentu. Jadi si orator menciptakan dan memodifikasi pengharapan atas ihwal yang akan datang.
  1. Retorika forensik
Retorika jenis ini adalah yuridis. Ia berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak bersalah, pertanggungjawaban atau hukuman dan ganjaran. Settingnya yang biasa adalah ruang pengadilan, tetapi terjadinya di tempat lain, contohnya adalah pemeriksaan kasus pelecehan seksual dari presiden Clinton.
  1. Retorika demonstrative
Retorika jenis ini adalah wacana yang memuji dan menjatuhkan. Tujuannya untuk memperkuat sifat baik dan sifat buruk seseorang, suatu lembaga, atau gagasan. Contoh: kampanye politik dan dukungan editorial dari surat-kabar, majalah, televisi dan radio terhadap seseorang kandidat anggota parlemen.
Bahasa yang digunakan dalam beretorika ialah gaya bahasa retoris. Unsilster blog (2012) menjelaskan definisi dan contoh dari gaya bahasa retoris. Gaya Bahasa Retoris adalah gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari kontruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Berikut ini adalah macam-macam Gaya Bahasa Retoris dan berikut contoh dari gaya Bahasa Retoris:
1.      Anastrop atau inversi adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.
2.      Apofasis atau Preterisio merupakan sebuah gaya dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Berpura-pura melindungi atau menyembunyikan sesuatu, tetapi sebenarnya memamerkan.
3.      Asindeton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
4.      Polisindeton adalah suatu gaya yang merupakan kebalikan dari asindeton. Beberapa kata, frasa, klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung.
5.      Kiasmus adalah semacam acuan atau gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
6.      Elipsis adalah suatu gaya yang berujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktus gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
7.      Eufemisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin menghina, menyinggung perasaan ataukah mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Contoh: Kepala kampung menggapai-gapai di dalam baju lasting Inggris berwarna hitam-baju keangkatannya
8.      Litotes – Adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang keadaan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya.
9.      Pleonasme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. “Waktu keduanya masuk ke dalam, seperti dengan sendirinya pintu tertutup”
10.  Hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal.
11.  Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti suatu hal yang menarik perhatian karena kebenarannya.
      Semakin vitalnya hubungan bahasa dalam komunikasi politik, membuat penulis tertarik untuk meneliti sikap Hatta Rajasa sebagai orang tua pelaku, sikap beliau sebagai pejabat pemerintah, tipe retorika apa yang dipakai, gaya bahasa, tujuan beliau beretorika dan dampaknya bila beretorika atau tidak untuk karir beliau sebagai Menteri Perekonomian Republik Indonesia dan peluang beliau maju dalam bursa pencalonan pilpres 2014.
III.  Analisis
      Gegap-gempita pergantian tahun 2012 menuju tahun 2013 membuat setiap orang mempunyai harapan baru agar mendapatkan hidup lebih baik. Namun Indonesia digemparkan dengan berita kecelakaan yang membuat setiap orang terkejut tak percaya. Tepat pada tanggal 1 Januari 2013 terjadi kecelakaan maut yang menewaskan 2 orang dan 3 orang diantaranya mengalami luka serius. Pada hari Selasa, detiknews (2013)  melansir kronologis kecelakaan maut yang melibatkan putra bungsu Hatta Rajasa  di Tol Jagorawi pagi itu.

      Kecelakaan itu bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY yang sedang melaju dengan             kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar       pukul 06.00 WIB diseruduk oleh BMW bernopol B272 HR dari arah belakang.

      BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua       orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah      Harun (57) dan Raihan (14 bulan).
      Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami      luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Supriyati (30 tahun).
Kejadian ini sontak mengejutkan masyarakat Indonesia pada umumnya dan keluarga besar Rajasa pada khususnya. Hatta Rajasa yang selama ini dikenal tidak pernah teribat kasus berat, seolah-olah terperanjat akan kasus kecelakaan maut yang menimpa anak bungsunya itu. Mau tidak mau, nama besar Hatta Rajasa sebagai Menteri Perekonomian Republik Indonesia ikut terseret atas kasus anaknya tersebut.
Seperti yang sudah terbiasa terjadi, apabila anggota keluarga pejabat negeri ini tersandung masalah atau  kasus hukum, maka penanganan polisi atas kasus tersebut berjalan sangat lamban tidak seperti kasus-kasus yang menimpa masyarkat pada umumnya. Pada awalnya, polisi seolah-olah menutup-nutupi identitas pelaku kecelakaan maut itu, hingga pada akhirnya barulah terungkap bahwa pelakunya ialah Amirullah Rasyid, anak bungsu Hatta Rajasa.
Tidak hanya sampai di situ, sikap “menutup-nutupi” juga terjadi ketika Rasyid dirawat di salah satu rumah sakit paska kecelakaan tersebut. Hingga akhirnya terungkap bahwa Rasyid dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Bahkan pihak rumah sakit pun, seolah-olah takut untuk memberikan informasi mengnenai identitas Rasyid dan keadaan Rasyid paska kecelakaan. Kita pun sebagai masyarakat awam tak habis pikir, mengapa “mereka” seolah-olah takut membeberkan informasi yang seharusnya diinformasikan kepada publik tanpa harus membeda-bedakan status dan jabatan dari pihak yang bersangkutan.
Lalu bagaimanakah sikap Hatta Rajasa dalam menyikapi kasus ini?. Sebagai ayah secara naluriah ia pasti bertanggungjawab atas segala hal yang menimpa anak-anaknya, namun di lain sisi, sebagai pejabat pemerintah, ia harus menyelesaikan kasus ini sesuai dengan undang-undang hukum yang berlaku. Apabila Ia salah melangkah dalam mengambil keputusan, maka taruhannya ialah jabatan. Karena bila Ia gagal mengatasi kasus ini, maka masyarakat tidak akan simpati dan akan menurunkan kredibilitas beliau secara signifikan.
Sejak menguaknya kasus kecelakaan maut ini, media-media di Indonesia baik media cetak maupun media elektronik dengan gencarnya membahas kasus tersebut. Berbagai spekulasi tentang apa yang akan dilakukan Hatta Rajasa dan karir beliau pun berkembang tiada henti. Sebagian besar masyarakat berspekulasi bahwa Hatta Rajasa akan menggunakan posisi pentingnya sebagai pejabat pemerintah untuk mengintervensi penyidikan polisi dan mempermudah kasus yang menimpa anaknya yang bertujuan agar anak beliau bisa lolos dari jeratan hukum atas kasus kecelakaan maut yang telah menggemparkan media-media di tanah air.
Melihat situasi yang mulai memanas karena banyaknya spekulasi yang menyeruak, membuat Hatta Rajasa segera bertindak untuk menetralisir situasi tersebut. Beliau dengan segera memutuskan utntuk menggelar konferensi pers di depan awak media yang senantiasa menunggu tanggapan dan sikap yang akan diambil oleh beliau.
 Sikap Hatta Rajasa sebagai orang tua pelaku
Jumpa pers yang digelar Hatta Rajasa di kediaman rumahnya membuktikan bahwa sebagai orang tua pelaku, beliau dengan sigap mengambil langkah cepat untuk meminta maaf kepada keluarga korban dan menanggapi kasus yang menimpa anak bungsunya tersebut. Dengan uraian air mata dan pelafalan yang terbata-bata, beliau meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
Selain penyampaian kata maaf, beliau juga bertanggung jawab atas kasus tersebut, sehingga beliau langsung melayat ke kediaman keluarga korban dan memimpin salat jenazah. Tidak cukup sampai di situ, beliau juga menjanjikan seluruh biaya yang di derita keluarga korban, baik korban meninggal maupun luka-luka. Ternyata sisi humanisme beliau lebih dari itu, beliau sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak keluarga korban yang telah di tinggal mati ayahnya. Maka beliau berjanji akan menanggung penuh biaya pendidikan anak korban hingga jenjang perguruan tinggi.
Seperti yang dilansir situs media online detiknews (2013), Hatta Rajasa menggelar konferensi pers di kediamannya di Golf Mansion Kav 26, Jl RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
            Kami keluarga besar mendapatkan musibah terjadinya kecelakaan yang melibatkan           putra    kami,             Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa yang terjadi pagi hari tadi       yang menimbulkan korban jiwa dua orang meninggal dunia, innalilahi wa            inna ilahi rajiun. Kami sekeluarga sungguh sangat    terpuku atas kejadian           tersebut,           kami merasa sedih, atas meninggalnnya dua saudara kita.
            Kami sekeluarga berbela sungkawa yang sangat dalam atas meninggalnya dua      saudara tersebut. Keprihatinan yang dalam ini dan sekaligus kami menyampaikan      maaf  yang sedalamnya atas kejadian tersebut yang tidak kita kehendaki sama          sekali. Setelah mendengar berita itu, maka saya meminta kepada keluarga, yang    pertama agar segera memberi  pertolongan dan bantuan kepada korban baik yang           luka maupun             yang meninggal. Saya meminta untuk tunggu sampai keluarga yang            ditinggalkan datang    sampai sore dan malam hari.
            Saya ingin hadir nanti meminta maaf kepada keluarga korban yang di Sukabumi    dan Tangerang, sebagai rasa cinta kami dan duka kami, dan sekaligus            permohonan maaf kepada keluarga yang tidak sama sekali kami kehendaki.
            "Kami akan memberi perhatian yang tinggi kepada keluarga korban," kata Hatta   dengan terbata-bata.


Sikap Hatta Rajasa sebagai pejabat pemerintah
Selain sikap humanisme yang ditunjukkan Hatta Rajasa, beliau juga menunjukkan sikap profesionalisme dalam kasus hokum yang menimpa anaknya meskipun beliau mempunyai jabatan penting di pemerintahan Indonesia. Beliau menegaskan tidak akan ikut campur dan menyerahkan proses hukum kepada pihak yang berwajib.
"Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian," kata Hatta (detiknews, 2013)
Tipe retorika yang dipakai Hatta Rajasa
      Setelah melihat transkrip jumpa pers Hatta Rajasa yang dikutip oleh detik.com, maka bisa kita analisis bahwa retorika yang dipakai beliau ialah retorika tipe forensik, meskipun biasanya retorika jenis ini di pakai di pengadilan, namun pernyataan-pernyataan Hatta Rajasa dalam kasus anaknya cukup menggambarkan bahwa retorika yang dipakai beliau ialah retorika jenis forensik. Karena beliau dengan sadar mengakui ini adalah sebuah musibah atas kesalahan anaknya dan beliau juga menyadari serta pasrah atas proses hukum yang berjalan.
Gaya bahasa yang dipakai Hatta Rajasa dalam beretorika
      Setelah ditelusuri gaya bahasa yang dipakai Hatta Rajasa dalam kasus kecelakaan maut anaknya, penulis menyimpulkan bahwa gaya bahasa yang dipakai ialah gaya bahasa Apofasis. Karena beliau menyatakan dengan tegas bahwa ia akan bertanggungjawab kepada semua korban dan menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Namun di lain sisi beliau mengaharapkan respon positif dari pihak keluarga korban setelah apa yang telah Ia lakukan kepada mereka meskipun Hatta Rajasa tidak dengan tegas membicarakan perdamaian dalam retorikanya.

Tujuan Hatta Rajasa beretorika
      Tujuan Hatta Rajasa beretorika tentu saja untuk mempengaruhi opini publik yang berkembang ke arah negative, karena banyaknya yang berspekulasi bahwa Hatta akan memanfaatkan jabatannya untuk mengintervensi tugas dari kepolisian. Beliau juag ingin segera menetalisir spekulasi-spekulasi yang berkembang dengan pernyataan dan sikapnya yang tegas agar citra beliau tidak menjadi negatif, karena akan sangat merugikan untuk pencalonan beliau maju dalam Pemilihan Presiden 2014.
Dampak retorika Hatta Rajasa untuk maju dalam Pilpres 2014
      Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Hatta Rajasa digadang-gadang menjadi calon terkuat dalam pemilihan presiden 2014. Bukan hanya karena beliau menjabat posisi penting, namun karena selama ini beliau jauh dari isu-isu miring seperti yang terjadi oleh kebanyakan poitisi-politisi lain seperti kasus korupsi.
      Dengan adanya kasus kecelakaan maut yang menewaskan 2 orang ini, seolah-olah awal tahun ini menjadi tahun terburuk bagi catatan karir Hatta Rajasa dan akan berimbas negatif buat dirinya dalam pencalonannya sebagai Calon Presiden RI 2014. Menanggapi kasus ini, maka dengan cepat beliau mengambil langkah taktis untuk meredam spekulasi-spekulasi yang berkembang di masyarakat.
      Dengan sikap yang ditunjukkan beliau dalam meredam kasus ini seperti pertanggungjawaban penuh untuk korban dan keluarganya, serta ketegasan beliau yang menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian yang pada akhirnya masyrakat bisa melihat itikad baik dari seorang Hatta Rajasa dan komitmen beliau dalam menegakkan hukum yang seadil-adilnya. Sehingga dengan adanya kasus ini membuat citra beliau menjadi begitu positif di mata publik yang mendambakan pemimpin yang bijaksana juga adil.

IV.           Kesimpulan
      Bahasa yang semakin penting dalam komunikasi politik telah membuat para politisi menunjukkan keahliannya dalam beretorika untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Beretorika bukan hanya mengungkapkan gagasan atau ide semata, melainkan untuk mempengaruhi khalayak umum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur, sehingga mengubah pola pikir para pendengar dan mengubah citra positif bagi para politisi yang sedang beretorika di mata masyarakat.
      Seperti apa yang telah dialami oleh Hatta Rajasa saat ini, dengan retorikanya yang baik, maka spekulasi-spekulasi negative yang berkembang malah tenggelam dengan sendirinya. Retorika dan implementasi yang dilakukan Hatta Rajasa berimbas positif di mata masyrakat. Beliau telah sukses membangun kepercayaan atas kredibilitasnya di mata public sehingga mendapatkan simpati dari masyarakat, sehingga beliau semakin dijagokan menjadi kandidat terkuat dalam putaran pemilihan presiden 2014.
      Beretorika begitu penting ketika seorang politisi dihadapkan dalam sebuah masalah yang kalau Ia bersikap apatis maka akan mengancam kredibilitasnya dan berimbas pada karirnya di masa depan. Keberhasilan retorika yang dijalankan oleh Hatta Rajasa belum tentu berhasil dijalankan oleh politisi-politisi lain. Seperti kasus kecelakaan yang menimpa Dahlan Iskan dengan mobil listrik mewah Tucuxi. Positif atau negatifnya citra beliau nanti tergantung pada persiapan dirinya beretorika di hadapan publik.
      Oleh karena itu, retorika begitu penting untuk meluruskan isu-isu negatif yang dihadapi para politisi dan membalikkannya menjadi suatu momentum untuk bangkit dan meraih citra positif dengan mempengaruhi masyrakat. Tentunya mempengaruhi dengan retorika yang baik dan sikap yang tepat dalam mengambil suatu keputusan.

Referensi
Wardhaugh, R. 1972. Introduction to Linguistics. New York: Mc Graw Hill Books             Company
Chaer, A., & Leonie, A. (2004). Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Purnawita, D. (2012). Retorika Aristoteles. Retrieved from   http://destyawita.blogspot.com/2012/11/retorika-aristoteles.html
Nimmo, D. 2005. Komunikasi Politik. Banung: PT Remaja Rosdakarya
Unsilsterblog. (2012). Contoh Gaya Bahasa Retoris. Retrieved from       http://unsilster.com/2012/09/contoh-gaya-bahasa-retoris/

Detiknews. (2013). Polisi Benarkan Pengemudi BMW X5 yang Tabrak Luxio Anak Hatta Rajasa. Retrieved from             http://news.detik.com/read/2013/01/01/162119/2130639/10/polisi-benarkan-           pengemudi-bmw-x5-yang-tabrak-luxio-anak-hatta-rajasa

Detiknews. (2013). Penjelasan Lengkap Hatta Rajasa Soal Kecelakaan Maut BMW X5.     Retrieved from             http://news.detik.com/read/2013/01/01/232834/2130751/10/penjelasan-lengkap-     hatta-rajasa-soal-kecelakaan-maut-bmw-x5

Detiknews. (2013). Hatta Pasrahkan Anaknya ke Polisi, Keluarga Korban: Ya Harus Ikuti            Hukum. Retrieved from    http://news.detik.com/read/2013/01/01/220437/2130731/10/hatta-pasrahkan-          anaknya-ke-polisi-keluarga-korban-ya-harus-ikuti-hukum

Lampiran

detikcom

1.        Kronologis kecelakaan maut Rasyid Rajasa

1.1.    http://news.detik.com/read/2013/01/01/162119/2130639/10/polisi-benarkan-pengemudi-bmw-x5-yang-tabrak-luxio-anak-hatta-rajasa

1.2.   Teks

Jakarta - Polisi akhirnya angkat bicara mengenai pengemudi BMW X5 yang menabrak Daihatsu Luxio sehingga menyebabkan dua orang tewas. Si pengemudi, Rasid Amirulloh merupakan anak dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.

"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah Rasid merupakan putra dari Hatta Rajasa, Selasa (1/1/2013).

Kepastian dari Suhardi ini mengklarifikasi kabar yang berhembus sejak siang tadi. Hatta diketahui memiliki putra bernama Rasid Amirulloh Rajasa. Selain itu dua huruf belakang di plat mobil BMW X5 yang Rasid kendarai B 272 HR, diketahui cukup identik dengan Hatta Rajasa.

Insiden ini bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB. Tiba-tiba mobil ini diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang, yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Insiden terjadi di ruas jalan tol Jagorawi tepatnya di daerah Cililitan. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka aadalah Harun (60) dan Raihan (1,5).

Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Norman (41 tahun).

Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Hatta tidak merespon. Pesan singkat yang dikirimkan ke nomor seluler Ketua Umum PAN itu sejak tadi siang, tidak dibalas.

 

2.        Sikap Hatta Rajasa sebagai orang tua pelaku
2.2.   Teks
                Selasa, 01/01/2013 23:28 WIB
                Penjelasan Lengkap Hatta Rajasa Soal Kecelakaan Maut BMW X5
                M Iqbal - detikNews
Jakarta - Hatta Rajasa menggelar jumpa pers terkait kecelakaan yang menimpa anaknya, Rasyid Amrullah Rajasa dan menewaskan dua orang. Dalam penjelasannya, Hatta menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas musibah tersebut.

Jumpa pers disampaikan langsung oleh Hatta di kediaman pribadinya di Komplek Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (1/1/2012). Istri Hatta, Oktiniwati Ulfa Dariah dan anaknya, Reza Rajasa turut mendampingi Hatta.

Berikut penjelasan lengkap Hatta Rajasa:

Kami keluarga besar mendapatkan musibah terjadinya kecelakaan yang melibatkan putra kami, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa yang terjadi pagi hari tadi yang menimbulkan korban jiwa dua orang meninggal dunia, innalilahi wa inna ilahi rajiun. Kami sekeluarga sungguh sangat terpukul atas kejadian tersebut, kami merasa sedih, atas meninggalnnya dua saudara kita.

Kami sekeluarga berbela sungkawa yang sangat dalam atas meninggalnya dua saudara tersebut. Keprihatinan yang dalam ini dan sekaligus kami menyampaikan maaf yang sedalamnya atas kejadian tersebut yang tidak kita kehendaki sama sekali. Setelah mendengar berita itu, maka saya meminta kepada keluarga, yang pertama agar segera memberi pertolongan dan bantuan kepada korban baik yang luka maupun yang meninggal. Saya meminta untuk tunggu sampai keluarga yang ditinggalkan datang sampai sore dan malam hari.

Saya ingin hadir nanti meminta maaf kepada keluarga korban yang di Sukabumi dan Tangerang, sebagai rasa cinta kami dan duka kami, dan sekaligus permohonan maaf kepada keluarga yang tidak sama sekali kami kehendaki.

Putra kami Rasyid sebetulnya sedang dalam perawatan maag yang cukup berat, dan saat ini setelah terjadi peristiwa ini mengalami trauma psikologis yang sangat dalam dan berat. Saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Saya mohon doa restu saudara sekalian agar kami dapat tabah menerima musibah ini dan sekaligus mendoakan kepada keluarga almarhum yang tertimpa musibah pula, agar arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan kami akan terus memberikan perhatian yang tinggi kepada keluarga korban dan juga yang sedang dirawat di rumah sakit.

Kami baru sampaikan malam ini karena perhatian saya tertuju semua pada keluarga korban, sungguh saya merasa sedih atas kejadian ini. Saya datang ke keluarga korban tadi, dan kami akan memberikan perhatian.

Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian dan saya mohon doa restu agar putera kami segera pulih agar dia dapat menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini. Sekali lagi kami sampaikan terimakasih, dan saya sungguh mohon maaf kepada keluarga korban dan masyarakat yang memberikan perhatian yang tinggi atas peristiwa ini. Musibah ini kami terima dan sekali lagi saya pun mohon maaf atas kejadian ini.

3.        Sikap Hatta Rajasa sebagai pejabat pemerintah
3.2.   Teks
                Selasa, 01/01/2013 22:04 WIB
                Hatta Pasrahkan Anaknya ke Polisi, Keluarga Korban: Ya Harus Ikuti Hukum
                Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa berjanji tidak akan turut campur dalam persoalan hukum yang menjerat anaknya Rasyid Amrullah terkait kecelakaan maut di tol Jagorawi. Keluarga korban mendukung langkah Hatta ini.

"Diserahkan ke kepolisian? Ya memang begitu. Ya memang harus diserahkan dan ikuti proses hukum. Kami ikut kepolisian saja," kata salah satu menantu korban, Suparman (37), di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (1/1/2012).

Suparman merupakan menantu dari Harun, pria berusia 57 tahun yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan ini. Lalu mengenai permintaan maaf dan bela sungkawa dari Hatta, Suparman mengaku tak bisa menanggapinya.

"Kalau permintaan maaf saya tidak bisa mewakili keluarga. Nanti biar keluarga yang lain saja yang memutuskan," tukas Suparman.

Sebelumnya Hatta mengatakan akan menghormati proses hukum. "Kami serahkan seluruh proses ini kepada kepolisian," kata Hatta dalam jumpa pers di kediamannya, di Fatmawati, Jakarta, Selasa (1/1/2013).

Dia juga meminta doa kepada masyarakat agar Amrullah yang mengalami cedera dan trauma psikologis dapat segera pulih. Dalam jumpa pers tersebut, Hatta beberapa kali menyatakan permohonan maaf.

"Agar segera pulih untuk menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air ini," terang Hatta.

Seperti diketahui, putra bungsu Hatta Rajasa terlibat dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi pagi tadi. Kecelakaan itu bermula ketika Luxio bernopol F 1622 CY yang sedang melaju dengan kecepatan sedang di ruas dua jalan tol Jagorawi yang mengarah ke Bogor sekitar pukul 06.00 WIB diseruduk oleh BMW bernopol B 272 HR dari arah belakang.

BMW yang dikendarai oleh Rasyid diketahui melaju dengan kecepatan tinggi. Dua orang penumpang Luxio yang duduk di kursi belakang meninggal. Mereka adalah Harun (57) dan Raihan (14 bulan).

Selain dua orang tersebut, juga terdapat 3 korban di mobil Luxio, yang mengalami luka-luka, yakni Rival (8 tahun), Nung (32 tahun), dan Supriyati (30 tahun).

Sebelumnya, polisi telah mengkonfirmasi mengenai pengemudi BMW yang menabrak Daihatsu Luxio sehingga menyebabkan dua orang tewas. Si pengemudi, Rasyid Amrullah merupakan anak dari Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.

"Betul mas. Saya baru terima informasi laporan dari Lantas Metro. Sekarang dalam proses di Metro," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius membenarkan Rasyid merupakan putra Hatta Rajasa.

Kasus kecelakaan ini ditangani Polda Metro Jaya. Pengemudi Luxio masih diminta keterangan oleh polisi. "Pelaku (Rasyid) sudah dilakukan pemeriksaan awal namun karena kondisi pelaku ini trauma dan ada benturan, sekarang yang bersangkutan dirawat di salah satu rumah sakit," tutur Sudarmanto.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”

CINTA-MU SELUAS SAMUDRA KARYA GOLA-GONG