Internet berpengaruh pada Imperialisme Linguistik


Nama : Rana Meisara                                                                         General Linguistic
NIM : 1110026000028                                                                                    English Letters Department

I.                    Pendahuluan
Imperialisme bahasa merupakan dominasi bahasa suatu negara dimana sebuah negara yang lebih kuat dan maju mempengaruhi dan mendominasi bahasa negara yang lebih lemah atau berkembang, pendominasian ini dilakukan agar negara maju dapat lebih mudah menguasai negara berkembang dalam semua bidang. Hal ini menunjukkan bahwa negara maju mempunyai kekuatan lebih besar untuk mendominasi negara lain.

Jika sebuah negara ingin mendominasi negara lain, maka negara tersebut haruslah mempunyai kekuatan yang besar, atau terdapat sesuatu yang menonjol di salah satu bidang yang berpengaruh terhadap negara- negara lain. David Crystal berpendapat “language exists only in the brains and mouths and ears and hands and eyes of its users. When they succeed, on the international stage, their language succeeds. When they fail, their language fails” (Crystal, 1997:7). Fenomena imperialism yang sangat terlihat adalah dominasi bahasa Inggris di dunia, bahasa Inggris sangat mendominasi hampir seluruh negara di dunia, bahkan, bahasa Inggris sudah disebut sebagai bahasa internasional. Hal itu dikarenakan Inggris dan Amerika yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi negaranya adalah negara super power. Yang mempunyai pengaruh besar di dunia internasional

Hampir di setiap negara asing menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa resmi negara tersebut. Persebaran bahasa Inggris juga sudah sangat luas di Indonesia. Banyaknya media penyebaran bahasa Inggris sangat berperan dalam fenomena Imperialisme bahasa. Di dalam essay ini penulis akan menunjukkan dominasi bahasa yang terjadi di Indonesia melalui salah satu media sosial internet yaitu twitter, dimana saat ini banyak sekali pengguna twitter di Indonesia.

II.                  Landasan Teori
Crystal (dalam jurnal Walter 2007:9) mengungkapkan bahwa ada beberapa tipe pengaruh atau kekuatan yang membuat bahasa Inggris mendominasi negara lain, diantaranya adalah politik, militer, ekonomi, dan budaya. Ungkapan tersebut akan menjadi teori utama essay ini.

Pada awal abad ke-19, Britania sudah menjadi negara pemimpin industri dan perdagangan. Pada akhir abad tersebut populasi USA lebih besar dari negara – negara di Eropa Barat dengan keadaan ekonomi yang paling produktif dan paling cepat berkembang di dunia (Crystal 1997:10). Dua fakta tersebut menunjukkan bahwa Inggris dan Amerika sudah menjadi negara yang cukup kuat untuk mendominasi negara lain sejak saat itu.

It may take a militarily powerful nation to establish a language, but it takes an economically powerful one to maintain and expand it” (crystal 1997:10). Dilihat dari pernyataan Crystal tersebut, faktor ekonomi mempunyai peran yang cukup penting dalam imperialisme bahasa, karena dalam mendominasi bahasa, sebuah negara tidak bisa hanya membentuk bahasanya, tetapi mereka juga harus berusaha untuk menjaga dan mengembangkan bahasanya di negara lain. seperti halnya Phillipson di dalam bukunya yang berjudul “Lingustic Imperialism”, yaitu, ‘A working definition of English linguistic imperialism is that the dominance of English is asserted and maintained by the establishment and continuous reconstitution of structural and cultural inequalities between English and other languages.’ (Phillipson, 1992:47). Pernyataan Phillipson tersebut menunjukkan bahwa bahasa Inggris mendominasi secara tegas dan terus menerus, menyebarkan dan mempromosikan bahasa dengan baik dan benar secara struktural, dan mempertahankannya.

Pada abad ke-19 dan 20, ekonomi mulai memegang kendali secara global, hal ini di dukung oleh teknologi – teknologi canggih yang dihasilkan, terutama teknologi komunikasi seperti, telegram, telepon, dan radio. Pertumbuhan industri dan bisnis yang kompetitif menimbulkan ledakan pemasaran dan periklanan international (Crystal 1997:10). Dengan keadaan ekonomi yang produktif dan berkembang pesat, maka dengan mudah sebuah negara menjaga dan mengembangkan bahasanya. Dengan demikian semakin banyaklah media – media yang digunakan untuk mempromosikan bahasa di dunia internasional.

Media berperan penting dalam proses imprialisme, peran media adalah menyebarkan bahasa dan mempromosikan bahasa kedunia international. (Crystal, 1997:91-100) media yang berperan menurut Crystal diantaranya adalah:
-          The press
-          Advertising
-          Broadcasting
-          Cinema,
-          Popular music.
“English linguistic imperialism is often advenced by such cultural activities as film, videos, and televition” (Phillipson, 1992:59). Selain Crystal, Phillipson berpendapat bahwa kebudayaan juga menjadi pengaruh besar dalam mendominasi bahasa. contohnya seperti, film, video, dan televisi.
Ada satu media lagi yang tidak kalah besar pengaruhnya dalam mendominasi bahasa, yaitu internet. Di Indonesia internet sangatlah banyak penggunanya belakangan ini. Terutama pada media – media sosial yang biasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang banyak di seluruh dunia. Terlebih lagi jangkauan internet sangatlah luas, sehingga seluruh dunia dapat mengaksesnya dari manapun melalui media elektronik.
Bukti pengaruh internet sangat besar adalah, disaat kita menggunakan internet dan mencoba mencari sebuah informasi dengan menuliskan kata kunci dalam bahasa Indonesia, maka bisa dipastikan akan hanya ada beberapa hasil informasi yang muncul. Tetapi, apabila kita menuliskan kata kunci dalam bahasa Inggris, secara otomatis internet akan memberikan banyak sumber tentang informasi yang sedang kita cari. Dari fenomena tersebut dapat dilihat bahwa penyebaran dan dominasi bahasa Inggris melalui internet sangatlah besar pengaruhnya di Indonesia, maupun negara lain. 
III.                Data analisi
Data analisis ini saya dapatkan dari wawancara melalui email kepada 6 orang yang terlihat menggunakan bahasa inggris di sosial media, diantaranya adalah:
 Resa Redita (@sweetlifeforcha), Nurullia Anjani (@annjanni), Asisah (@iizAsisah), Farizky Sharfina (@sharvejkul), Fahmy Ramdhani (@fahmy_ramdhany),  Gretha (@gwon607).
Semua partisipan yang saya wawancara berkewarganegaraan Indonesia yang mempunyai akun twitter, penulis menganalisis alasan pengguna twitter tersebut tentang penggunaan bahasa Inggris di media sosia seperti twitter, penulis melihat profil twitter mereka satu persatu dan bahasa yang mereka gunakan saat membuat kata – kata di twitter, ternyata mereka sering menggunakan bahasa inggris, saat ditanyakan lebih lanjut tentang alasan mereka menggunakan bahasa Inggris, setiap partisipan mempunyai jawaban yang berbeda - beda.
a.      Pengguna twitter : Resa Redita,
Nama twitter: @sweetlifeforcha
This is my longest hair I ever had -_- I dont have plan to cut it  but I want to coloring my hair again~but I think it will be expensive T-T”
kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Dan saat ditanya tentang alasan menggunakan bahasa Inggris di Twitter ia menjawab: “biar jago bhs ingnya~ ga kayak skrng yg bhs ing adalah hal wajar, pas zaman gw sd/smp gtu, klo lo jago bhs ing apalgi speakingnya, pasti keliatan keren bgt kan,nah gw ga mo keliatan kalah gtu~ hahaha pikiran abg gw dlu, jd krn pgn jago bhs ing gw selalu pake bhs ing didunia maya gtu,dan lebih sering baca news ato apapun gtu pake bhs ing~ dlu buat email ini jg langsung pake versi eng sdngkan tmn2 gw versi indo,cm gw ga mau krn ga keliatan keren~ keke~ ini email awet bgt dan gw buat sjak smp kynya~

Analisis : jawaban pengguna twitter diatas menggambarkan bahwa ia lebih suka berbahasa Inggris saat menggunakan twitter, alasannya karena ingin terlihat ‘keren’, hal ini menunjukkan bahwa bahasa inggris tidak hanya mendominasi bahasa lain, tetapi juga menyiratkan ideology terhadap penggunanya. Jawaban pengguna twitter juga memberi penjelasan lain, pada kalimat “ga kayak skrng yg bhs ing adalah hal wajar, pas zaman gw sd/smp gtu, klo lo jago bhs ing apalgi speakingnya, pasti keliatan keren bgt”. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa bahasa Inggris mengalami perkembangan di Indonesia, dulu tidak banyak yang bisa berbahasa Inggris, tetapi sekarang bahasa Inggris sudah banyak di gunakan dan menjadi hal wajar.

b.      Pengguna twitter : Nurullia Anjani
Nama twitter : @annjanni
Sometimes people say bad mouth about other and they not look their self when their talking like that #sigh

kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Tetapi saat ditanya apakah lebih suka menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia di twitter, ia menjawab: “lebih suka dan sering menggunakan bahasa Indonesia, skalanya tuh kaya 80% bahasa Indonesia 20% bahasa Inggris. Tapi kadang keduanya suka gue gabungin dalam sekali twit dan tergantung sama apa yang pengen gue twit kira-kira cocok ga kalo gue gabung sama bahasa inggris

Dan saat ditanya alasannya, ia menjawab: “karena menurut gue dengan menggunakan bahasa Indonesia itu jauh lebih mudah untuk mengartikan dari twit itu sendiri. Asal jangan sampai bahasa Indonesia yang di twit itu berubah pake bahasa alay, contohnya seperti Jakarta yang diubah menjadi Jekardah, sejak kapan Jakarta berubah jadi Jekardah??!!

Analisis : walaupun terkadang menggunakan bahasa Inggris, tetapi ternyata ia lebih suka menggunakan bahasa Indonesia di twitter, dan menurutnya, bahasa Indonesia lebih mudah dimengerti dari pada bahasa Inggris.

c.       Pengguna twitter : Asisah
Nama twitter : @iizAsisah
i have no idea about Yunho, sometimes he's act like kid but actually he's really manly -,-a

kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Tetapi saat ditanya apakah lebih suka menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia di twitter, ia menjawab: “bahasa indonesia.”
dan saat ditanya alasannya, ia menjawab: “karena menggunakan bahasa indonesia lebih mudah, tidak perlu memikirkan takut salah, dan tidak dipusingkan dengan penggunaan grammar seperti bahasa inggris. namun ada kalanya juga menggunakan bahasa inggris. tetapi menggunakan bahasa inggris masih terbatas karena tidak banyak kosa kata yang diketahui, hanya percakapan sehari- hari yang banyak orang ucapkan.

Analisis : walaupun terkadang menggunakan bahasa Inggris, tetapi ternyata pengguna twitter lebih suka menggunakan bahasa Indonesia di twitter, ia beralasan bahwa bahasa Indonesia lebih mudah dari bahasa Inggris. Hal ini sama dengan analisa dari twitter @Annjanni sebelumnya, bahasa Inggris menjadi kendala dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap bahasa Inggris tersebut.

d.      Pengguna twitter :  Farizky Sharfina
Nama twitter : @sharvejkul
I MUST DL THIS PERFORMANCEEEE!! I CAN'T STOP TO PLAY IT. REPEAT AND REPEAT IT AGAIN!”

Kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Dan saat ditanya tentang alasan menggunakan bahasa Inggris di Twitter ia menjawab: “karena lebih simple dan enak, slain itu juga saya jd bisa berkomunikasi dgn org slain org indo. ada kalanya sy hanya bisa mengungkapkan sesuatu dgn bhs inggris tdk bhs.indo. disisi lain sya jg bs improve skill english saya

Analisis : pengguna twitter lebih suka menggunaka bahasa Inggris dari pada bahasa Indonesia karena iya merasa bahasa Inggris lebih sederhana, dapat berkomunikasi dengan orang asing, dan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.



e.      Pengguna twitter : Fahmy ramdhani
Nama twitter : @fahmy_ramdhany
“China’s new leadership: economic reform yes, political reform no..”

kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Dan saat ditanya tentang alasan menggunakan bahasa Inggris di Twitter ia menjawab: “Karena bisa sekalian improvisasi kemampuan berbahasa asing,  biar makin fluent.”

Analisis : alasan pengguna twitter ini sudah jelas bawa ia ingin melatih Bahasa Inggrisnya agar menjadi lebih sempurna. Keinginan untuk belajar bahasa Inggris seperti ini sudah termasuk dalam fenomena imperialisme

f.        Pengguna twitter : Gretha
Nama twitter : @gwon607
10 hours for sleep. 1 hours for eat. 4 hours for college. 3 hours on the way. 3 hours for drama. 2,5 hours for socmed. 30 minutes for paper!”

Kutipan diatas adalah salah satu contoh tweet narasumber saat menggunakan bahasa Inggris di sosial media. Dan saat ditanya tentang alasan menggunakan bahasa Inggris di Twitter ia menjawab: “Selain lebih ada gengsinya, kebetulan saya punya beberapa teman yang bukan orang Indonesia. Jadi, agar semua teman twitter saya bisa membaca update twitter saya, umumnya saya menggunakan bahasa inggris. tetapi untuk hal-hal yang sifatnya membalas mention dari teman indonesia, tentu saya ttp menggunakan bahasa Indonesia. Sebaliknya, untuk teman di luar Indonesia, saya cenderung menggunakan bahasa Inggris, bahasa general.”

Analisis : pengguna twitter ini menggunakan bahasa Inggris di sosial media dan bertujuan untuk dua hal, yaitu karena ‘gengsing’ dan karna ingin bisa berinteraksi dengan orang asing. Hal ini bisa disebut linguicism, dimana seseorang merasa terdiskriminasi jika tidak bisa menggunakan sebuah bahasa.

Dari enam pengguna twitter yang saya wawancara dan analisis, dua diantaranya lebih memilih berbahasa Indonesia di twitter, sedangkan sisanya memilih berbahasa Inggris dengan alasan masing- masing yang berbeda.

Pada pengguna twitter ke-2 dan ke-3, mereka menyatakan bahwa mereka lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa Inggris, tapi itu bukan berarti mereka tidak pernah menggunakan bahasa Inggris di akun twitter mereka, mereka tetap menggunakan bahasa Inggris sewaktu – waktu mereka ingin menulisnya, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan tentang bahasa Inggris, tetapi disisi lain mereka ingin menggunakan bahasa Inggris karena adanya kepercayaan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa global, bahasa yang sering digunakan sebagai bahasa kedua sebuah negara.

Berbeda dengan keempat narasumber yang cenderung menggunakan bahasa Inggris di akun twitter mereka, beberapa alasan dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin berinteraksi tidak hanya dengan orang Indonesia, tetapi juga dengan warga asing yang dapat di jangkau melalui internet, mereka juga menyatakan bahwa mereka mempunyai beberapa teman di akun twitter mereka yang berkewarganegaraan selain Indonesia, mereka menggunakan bahasa Inggris dengan tujuan agar semua teman orang yang bukan berkewarganegaraan Indonesia mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Alasan lain adalah agar terlihat ‘keren’ , dan gengsi jika tidak pernah menggunakan bahasa Inggris. Ini adalah salah satu contoh linguisism. “Linguicism is distinct from other ‘-isms’ such as sexism and racism, in so far as it is language rather than gender or race which is the crucial criterion in the beliefs and structure which result in unequal power and resource allocation” (Phillipson, 1992:54). Semacam diskriminasi bahasa yang memberikan ideologi tertentu yang dapat menekan seseorang untuk menggunakan atau mengganti bahasa aslinya.

Dan saat ditanya bahasa lain yang suka dipakai selain bahasa Inggris , semua mempunyai jawabannya masing – masing, dan ternyata mereka tidak hanya terdominasi dengan bahasa Inggris saja, tetapi banyak juga bahasa lain yang mencoba untuk mendominasi warga Indonesia.

IV.               Kesimpulan
dari analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa bahasa Inggris sudah sangat mendominasi negara Indonesia. Bisa dilihat dari 6 pengguna twitter diatas. 4 diantaranya lebih cenderung menggunakan bahasa Inggris, sedangkan 2 sisanya memilih menggunakan bahasa Indonesia, tetapi mereka tetap berusaha menggunakan bahasa Inggris sesekali.

Jika dilihat dari sejarahnya, Indonesia sudah mendapat pengaruh Inggris dari sejak masa penjajahan Inggris di Indonesia (1811-1816). Saat itu Inggris menjajah Indonesia dengan caranya. Mereka tidak hanya ingin menguasai daerah Indonesia, tetapi mereka memberikan pendidikan yang layak bagi bangsa Indonesia, dari sejak itulah negara Indonesia mendapat pengaruh bahasa Inggris.

Jadi tidak heran kalau dominasi bahasa Inggris sudah cukup besar pengaruhnya terhadap Indonesia. Bahkan tidak hanya di Indonesia saja, di beberapa negara lain pun sudah terdominasi oleh bahasa Inggris sehingga bahasa Inggris sekarang menjadi bahasa Internasional dimana 90% negara didunia menjadikannya bahasa kedua setelah bahasa resmi.

Peran internet sangat besar dalam hal ini. Internet merupakan media yang sangat luas jangkauannya. Dan isi dari internet itu sendiri pun sudah menggunakan bahasa Inggris untuk pengaturan dan segala halnya. Dalam hal ini Bahasa inggris sudah memegang kedudukan tertinggi di ranah internasional. Ditambah lagi dengan fenomena penyebaran budaya Amerika di zaman moderen sepertyi ini. Hal itu dapat menyelipkan ideologi terhadap setiap orang yang mengkonsumsinya. Seperti yg terdapat di bagian analisis data. Saat alasan mempelajari bahasa Inggris adalah untuk menjadi ‘keren’ maka ideologi tersebut sudah mempengaruhi orang yang terdominasi. Dilihat dari keadaan negara asal bahasa Inggris sendiri, yang sangat maju, dan pada akhirnya membuat ideologi seperti yang disebutkan tadi. Dan hal tersebut disebut linguicism. Semacam diskriminasi bahasa yang memberikan ideologi tertentu yang dapat menekan seseorang untuk menggunakan atau mengganti bahasa aslinya.

V.                  Daftar Pustaka :
-          Phillipson, Robert.H.L. (1992). Linguistic Imperialism. Oxford: Oxford  
            University Press.
-          Crystal. D. (1997). English as a Global Language. Cambride. Cambridge  
            University  Press.
-          Carpenter, Walter (2007). Global English - an Imperialist Agenda, Journal of  
            CELE,  15(3), 9-12.
-          Al- Maruzy, Amir. (2011,march 1) SEJARAH PENJAJAHAN INGGRIS DI
            INDONESIA. Retrieved from  
            ElecSourceWeblogPosting.html?style=1&type=4&detail=3
VI.                Lampiran
-          Tweet.






-          Hasil wawancara
1.                   Resha Redita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”

MATERI DAN TUGAS BAHASA INGGRIS kelas 7 (Parts of Lyrics)