Ungrammatical English pada Jejaring Sosial


ASRI SUKOWATI
1110026000037
Bahasa dan Sastra Inggris / 5B
UAS General Linguistics II
Tema: Schools of Linguistics


I.                    PENDAHULUAN
Sekarang, internet merupakan salah satu kebutuhan remaja, terutama jejaring sosial. Sebagian besar dari mereka menggunakan jejaring sosial untuk berkomunikasi setiap hari. Beberaparemaja di Indonesia sering menggunakan bahasa Inggris di jejaring sosial. Tapi, kadang-kadang kita menemukan banyak remaja yang menggunakan ungrammatical English di jejaring sosial. Padahal tata bahasa itu sangat penting dan sangat mendukung kemampuan bahasa Inggris kita. Grammar atau tata bahasa adalah salah satu yang terpenting dalam ilmu bahasa. Oleh karena itu, saya tertarik untuk membahas ini dengan judul "Ungrammatical English pada jejaring sosial", karena remaja yang tidak bisa jauh dari jejaring sosial dalam  kegiatan sehari-hari mereka. Hubungan antarajejaring sosialdengan tata bahasa saya pikir sangat penting. Banyak remaja yang berpikir jejaring sosial digunakan hanya untuk berkomunikasi dan jika ingin menggunakan bahasa Inggris tidak harus memperhatikan tata bahasa. Namun, dengan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi di jejaring sosial dapat melatih kemampuan bahasa Inggris kita, terutama dalam tata bahasa. Penggunaan Ungrammatical English oleh para remaja di jejaring sosial kadang-kadang dapat dipahami oleh orang lain. Memang kalimat dalam bahasa Inggris tidak dapat ditafsirkan dari setiap kata, tetapi orang lain bisa menarik kesimpulan dari apa yang kita tulis dijejaring sosial, seperti yang akan dianalisis dalam makalah ini.
Dalam makalah ini, mengacu pada konsep pemikiran M.A.K. Halliday dengan teorinya ‘Systemic Functional Grammar’. Functional Grammar adalah salah satu aliran besar dalam Schools of Linguistics yang dipelopori oleh linguist yang bernama M.A.K Halliday. Pemikiran Halliday  yang besar dan memiliki banyak pengikut membuat Functional Grammar masih banyak yang menggunakan/diakui sampai sekarang.

II.                  LANDASAN TEORI
            Halliday merupakan nama besar dalam bidang linguistik, khususnya kutub linguistik yang memandang bahasa sebagai fenomena sosial. Hasil karyanya yang melegenda hingga saat ini ialah Systemic Functional Grammar.
            Halliday melanjutkan teori Firth mengenai bahasa, terutama yang menyangkut segi kemasyarakatannya. Teori Halliday dikenal dengan nama Neo Firthian linguistics atau scale and category linguistics, berasarkan karangannya yang berjudul “Categories of the Theory of Grammar”. Nama lain untuk teori yang dikembangkan oleh Halliday tersebut adalah systemic linguistics (SL).
            (Kushartanti U. Y., 2005) Beberapa pokok pandangan SL dapat dikemukakan dalam ringkasan berikut.
SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa. Yang menjadi minat SL antara lain adalah fungsi kemasyarakatan bahasa dan bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.
SL memandang bahasa sebagai bentuk “pelaksana”. SL mengakui pentingnya pembedaan langue dari parole.Parole adalah perilaku kebahasaan yang sebenarnya, sedangkan langue adalah jajaran pilihan yang dapat dipilih oleh seorang penutur bahasa.
SL lebih mengutamakan pemberian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasi-variasinya.
SL kurang tertarik pada semestaan bahasa.
SL mengenal adanya gradasi atau cline dalam bahasa. Gradasi sebenarnya adalah kontinum.Batas butir-butir bahasa sering tidak jelas. Misalnya saja tentang kegramatikalan suatu kalimat: skala kegramatikalan tidaklah semata-mata terbagi atas “gramatikal” dan “tidak gramatikal” saja, tetapi terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: tidak gramatikal, lebih janggal, gramatikal (tidak biasa), kurang janggal, kurang biasa, gramatikal (biasa) dan lebih biasa.
            Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa ilmu bahasa tidak pernah lepas dari grammar atau tata bahasa. Lalu apakah tata bahasa (grammar) itu?
            Grammar is the mental representation of a speaker’s linguistic competence; what a speaker knows about a language, including its phonology, morphology, syntax, semantics, and lexicon. A linguistic description of a speaker’s mental grammar.

The grammar of language consists of the sounds and sound patterns, the basic units of meaning such as words, and the rules to combine all of these to form sentences with the desired meaning. The grammar, then, is what we know. It represents our linguistic competence. Every human being who speaks a language knows its grammar. When linguists wish to describe a language, they attempt to describe the grammar of the language that exists in the minds of its speakers. There will be some differences among speakers knowledge, but there must be shared knowledge too. The shared knowledge - the common parts of the grammar – makes it possible to communicate through language.

We have used the word grammar in two ways: the first in reference to the mental grammar speakers have in their brains; the second as the model or description of this internalized grammar.  When we say that a sentence is grammatical, we mean that it conforms to the rules of both grammars; conversely, an ungrammatical sentence deviates in some way from these rules. If, however, we posit a rule for English that does not agree with your intuitions as a speaker, then the grammar we are describing differs in some way from the mental grammar that represents your linguistic competence; that is, your language is not the one described (Fromkin, 2003).


III.                ANALISIS

a.         Metode
Penulis menggunakan jejaring social Twitter dan BlackBerry Messenger dalam melakukan analisis ini. Dengan memperhatikan “Home” pada Twitter dan “Recent Updates” pada BlackBerry Messenger, penulis mencoba menemukan para pengguna jejaring sosial tersebut yang menggunakan ungrammatical English pada postingannya, tetapi dapat dipahami maknanya. Kemudian data tersebut disimpan untuk dianalisis. Data yang telah disimpan kemudian dianalisis grammar atau tata bahasanya, jika ada ungrammatical English, penulis mencoba merubahnya menjadi grammatical English.


b.         Analisis

Data 1

a.         Jejaring Sosial      :
Twitter
b.         Nama Pengguna  :
@meilindalesmana (Meilinda Jayanti)
c.          Postingan             :
Jujujuliaaaa lu kpn libur? When we go to puncak? Udah ga sabar nih guee heheh @jujulia
d.         Analisis                :Pada postingan di atas, ada kesalahan tenses pada kalimat “When we go to puncak?”. Walau kurang tepat dalam penggunaan tensesnya, tapi pembaca dapat memahami maksud pemilik akun bahwa dia ingin menanyakan kapan akan pergi ke puncak. Dalam kalimat tersebut, karena kejadiannya belum terjadi, maka seharusnya menggunakanSimple Future Tense dengan rumus “S + WILL + V1 + O + Adverb”. Simple Future Tense digunakan untuk menjelaskan suatu aktivitas yang akan terjadi di masa yang akan dating.Tetapi karena kalimat tersebut adalah kalimat tanya, maka menggunakan rumus “WILL + S + V1 + O + Adverb” sehingga kalimat yang benarnya adalah “When will we go to Puncak?”. Tetapi dapat juga menggunakan rumus “S + To Be + Going to + Verb1 + O + Adverb”. Kalimat di atas bisa juga menjadi “When are we going to Puncak?”.

Data 2
a.         Jejaring Sosial      :
Twitter          
b.         Nama Pengguna  :
@okqeAkbar (Akbar Okqe Hutama)
c.          Postingan             :
THERES SO MANY THINGS I HAVE
d.         Analisis                : Pada postingan di atas, jelas ada kesalahan pada tata bahasa. Seperti yang telah kita ketahui, “so many things” adalah bentuk jamak, sedangkan postingan di atas tertulis “Theres /there is so many things”. Karena “so many things” adalah bentuk jamak, maka to be yang digunakan seharusnya bukan “is”, tetapi “are”, sehingga kalimat yang benarnya ialah “There are so many things I have.”.          

Data 3
a.      Jejaring Sosial    :
Twitter          
b.         Nama Pengguna  :
@rezaalle (REZA ALLE FAZRIAN)
c.          Postingan             :
For me? Uh :’) RT @yosepseto: I always singing just for you *nana~
d.         Analisis                : Pada postingan di atas terdapat kesalahan penggunaan tenses dalam kalimat “I always singing just for you”. Jika dilihat dari keterangan waktunya, yaitu “always”, maka tenses yang harus digunakan dalam kalimat tersebut adalah Simple Present Tense dengan rumus “S + V1+ O”. “I always singing just for you” sudah hampir benar, hanya saja “verb” yang digunakan tidak perlu ditambah “ing”, sehingga kalimat tersebut seharusnya “I always sing just for you”. Tetapi jika maksud si pemilik akun bahwa dia sedang bernyanyi, maka tenses yang harus digunakan adalah Present Continuous Tense dengan rumus “S + To Be + V1+ing + Adverb”, sehingga kalimat tersebut menjadi “I am singing just for you”, tanpa “always” karena “always” adalah salah satu keterangan waktu yang menandakan harus menggunakan Simple Present Tense.Selain “always”, ada beberapa keterangan waktu yang menandakan penggunaan Simple Present Tense, antara lain yaitu “every day, every year, every month,every week dan usually”. Yang harus diingat pada Simple Present Tense, jika subyek/pelakunya “She” dan “He”, maka verb atau kata kerjanya harus ditambah “s/es”.
Tetapi, seandainya yang dimaksud adalah kejadian yang sedang berlangsung, maka kalimat tersebut menjadi “I am singing just for you”, dan itu adalah Present Continuous Tense. Selain untuk menjelaskan suatu kejadian yang sedang berlangsung, Present Continuous Tense juga digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian yang akan berlangsung dalam waktu dekat, contohnya adalah “I am listening to BBC radio tonight.”. Keterangan waktu yang biasanya digunakan untuk Present Continuous Tense diantaranya adalah “now, at the moment, at present dan tonight”.


Data 4
a.         Jejaring Sosial      :
Twitter          
b.         Nama Penggun    :
@nounapungky (Pungky Andilla SS)
c.          Postingan             :
I still remember when we watch fireworks in the top tower of manhattan ,it’s so amazing even that was the last years hihi @Angga_PF
d.         Analisis                : Pada postingan di atas terdapat kesalahan dalam penggunaan tenses, yaitu pada kalimat “I still remember when we watch fireworks in the top tower of manhattan, it’s so amazing even that was the last years”. Karena kejadian tersebut telah terjadi atau kejadian lampau dengan ciri terdapat kata “last year”, maka tenses yang digunakan seharusnya Simple Past Tense dengan rumus “S + V2 + O + Adverb”, sehingga kalimat di atas seharusnya “I still remember when we watched fireworks in the top of Manhattan, it’s so amazing even that was the last year”. Kalimat di atas hampir benar, hanya saja kata kerjanya harus menggunakan kata kerja kedua, yaitu “watched” (dalam kalimat tersebut). Salah satu ciri dari Simple Past Tense adalah dengan melihat keterangan waktunya (Adverb of Time). Dalam kalimat di atas, keterangan waktunya adalah “last year”. Contoh lain keterangan waktu dalam Simple Past Tense antara lain yaitu “last night, last week, last month, two days ago, the day before yesterday, dll”. Pada Simple Past Tense, jika setelah subyek/pelaku bukan kata kerja (verb), maka setelah subyek menggunakan “was/were”. “Was” untuk “I, She, He dan It”, sedangkan “were” digunakan untuk “You, We dan They”. Contoh kalimat Simple Past Tense yang setelah subyeknya bukan kata kerja, antara lain: I was a teacher last year danThey were in Japan last week.

Data 5
a.         Jejaring Sosial      :
BlackBerry Messenger   
b.         Nama Pengguna  :
Lucky Patria Yusuf
c.          Postingan             :
Keep fight!
d.         Analisis                : Dalam kalimat “keep fight!” pada postingan di atas, ada kesalahan pada tata bahasa. Dalam tata bahasa, ada yang namanya “Gerund”. (Riyanto, 2009)(Riyanto, 2009: 245) Gerund adalah kata kerja 1 +ing (Ving) yang digunakan sebagai kata benda. Karena fungsinya sebagai kata benda, maka Gerund dapat berfungsi sebagai Subject, Object the Verbs, Object of Prepositions dan juga Complements. Contoh Gerund sebagai subyek kalimat antara lain yaitu “Swimming once a week can make us healthy dan Being a nurse is her ambition”. Contoh Gerund sebagai obyek kata kerja tertentu antara lain yaitu “The students enjoy listening to westhern songs dan Let’s practice speaking English on Wednesday”. Contoh Gerund sebagai obyek kata depan antara lain yaitu “Yudi is good at designing house dan Cici is clever at making new patterns of fashion”. Contoh Gerund sebagai predikat pelengkap antara lain yaitu “His hobby is swimming dan My favorite acivity is playing basketball”. Contoh Gerund sebagai keterangan kata benda antara lain yaitu “The waiting room is full of persons dan The swimming pool is being renovated. Sedangkan kalimat “keep fight!” seharusnya menjadi “Keep fighting!”, karena itu termasuk Gerund sebagai objek kata kerja tertentu. Yang dimaksud kata kerja tertentu yaitu kata kerja yang setelahnya harus diikitu oleh Gerund. Beberapa kata kerja tersebut, diantaranya; keep, stop, enjoy, practice,escape, admit, avoid, consider, like, dislike dan deny. Oleh karena itu, postingan di atas seharusnya “Keep fighting!”.


Data 6
a.         Jejaring Sosial      :
Twitter          
b.         Nama Pengguna  :
@RettyYasa (Retty Yasa Fadilla M)
c.          Postingan             :
The winner make a commitment a looser make a promise <3 span="span">
d.         Analisis                : Kalimat dalam postingan di atas juga terdapat kesalahan tata bahasa. “The winner make a commitment a looser make a promise”. Kalimat tersebut adalah sebuah pernyataan, dimana sebuah pernyataan harus menggunakan Simple Present Tense dengan rumus “S + Verb1 + O + Adverb”. Jika subyeknya “She, He dan It”, maka kata kerjanya ditambah “s/es”. Oleh karena itu, kalimat di atas seharusnya “The winner makes a commitment, a looser makes a promise<3 i="i" style="mso-bidi-font-style: normal;">Simple Present Tense
selain digunakan untuk menjelaskan suatu pernyataan atau suatu deskripsi/definisi, juga digunakan untuk menjelaskan suatu aktivitas yang terjadi sepanjang waktu atau kebiasaan dan sesuatu yang benar secara umum. Contoh kalimat yang menerangkan suatu aktivitas yang terjadi sepanjang waktu atau kebiasaan antara lain yaitu “Rose always comes on time, Roy goes to school by car dan I learn English every day”. Contoh kalimat yang menerangkan sesuatu yang benar secara umum diantaranya adalah “I am an Indonesian, ice is cold, You are a lecturer dan The sun rises in the east”. Contoh kalimat yang menerangkan suatu pernyataan atau suatu deskripsi/definisi diantaranya yaitu “A doctor works in a hospital, Teachers teach in schools, dan Architect is a person who plans a new building”.

Data 7
a.         Jejaring Sosial      :
Twitter          
b.         Nama Pengguna  :
@lagilagitheo (Tubagus Theo)
c.          Postingan             :
jebreyt RT @AgungSanjay: oooppsss” @adezulharmain: I need help you RT @lagilagitheo: wkwkw berisik lu RT @adezulharma…
d.         Analisis                : Dalam postingan di atas, terdapat kalimat “I need help you”. Jika yang dimaksud adalah “aku butuh pertolonganmu”, maka kalimat tersebut seharusnya “I need your help”, karena setelah kata kerja harus diikuti dengan objek yang berkelas kata noun atau kata benda. Tetapi jika yang dimaksud adalah “aku perlu menolongmu”, maka kalimat tersebut seharusnya “I need to help you”, karena “need to” = “perlu”. “need” yang diikuti oleh kata kerja harus ditambah “to”, sedangkan “need” yang diikuti kata benda tidak perlu ditambah “to”. Contoh “need” yang diikuti kata kerja adalah “I need to go to school to meet my teacher.”. Contoh “need” yang diikuti kata benda adalah “I need the book.”.


IV.               KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas, masih banyak remaja yang menggunakan ungrammatical English pada jejaring sosial, khususnya Twitter dan BlackBerry Messenger. Penerapan tata bahasa dalam bahasa Inggris bukannya tidak penting, banyak orang menilai bahwa bahasa bukanlah bagaimana susunan kata-katanya tersusun dengan rapi, tetapi bahasa adalah bagaimana kita mengaplikasikan apa yang ingin kita sampaikan agar lawan bicara atau orang lain dapat memahami maksud kita. Dalam kasus penggunaan ungrammatical English pada jejaring sosial seperti yang telah dianalisis dalam makalah ini, banyak terjadi kekeliruan makna. Karena postingan dalam jejaring sosial berbentuk tulisan dan sifatnya tersurat, terkadang pembaca keliru dalam penangkapan makna. Lain halnya jika kita sedang berbicara yang sifatnya lisan, terkadang ungrammatical English dapat tertutupi oleh bahasa tubuh si pembicara, sehingga pendengar dapat mengambil kesimpulan atas makna yang dimaksud oleh si pembicara. Penggunaan bahasa yang tidak grammatikal bukan berarti kurang bagus dalam menggunakan bahasa, karena pada dasarnya bahasa adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi dan untuk berkomunikasi intinya bagaimana kita dapat saling bertukar pikiran dan berbagi informasi dengan lawan bicara. Grammar atau tata bahasa, terutama dalam bahasa Inggris, memang tidak mudah, butuh proses untuk mempelajari dan memahaminya untuk bisa kita terapkan dalam penggunaan bahasa Inggris kita. Penguasaan grammar atau tata bahasa dapat diaplikasikan bukan hanya dalam bentuk lisan, tetapi juga tulisan.Oleh karena itu, grammar atau tata bahasa menjadi salah satu bagian penting dalam ilmu bahasa. Hubungannya dengan jejaring sosial, kita dapat melatih kemampuan penguasaan grammar kita di jejaring sosial, karena kita tidak jarang berkomunikasi melalui jejaring sosial dalam kehidupan sehari-hari dan itu sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan penguasaan grammar kita.





REFERENSI
Fromkin, V., Rodman, R., Hyams, N. (2003).An Introduction to Language (7thed.), 14. Boston: THOMSON.
Kurshartanti, Yuwono, U., Lauder, M. R. M. T. (2005). Langkah Awal Memahami Linguistik, 209-210. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, S., Emilia, N. H., Leila, N. H. (2009).A Handbook of English Grammar, 245. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Belajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Kegiatan menempel kapas pada gambar kambing atau domba

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”