Ungrammatical English pada Jejaring Sosial
Tema: Schools of
Linguistics
I.
PENDAHULUAN
Sekarang, internet merupakan salah satu kebutuhan remaja, terutama jejaring sosial. Sebagian
besar dari mereka
menggunakan jejaring sosial untuk berkomunikasi setiap hari. Beberaparemaja di Indonesia sering menggunakan bahasa Inggris di jejaring sosial. Tapi,
kadang-kadang kita menemukan banyak remaja yang menggunakan ungrammatical English
di jejaring sosial. Padahal tata bahasa itu sangat penting dan sangat mendukung kemampuan bahasa Inggris kita. Grammar atau tata bahasa adalah salah satu yang terpenting dalam ilmu
bahasa. Oleh karena itu, saya tertarik
untuk membahas ini dengan judul "Ungrammatical English pada jejaring sosial",
karena remaja yang tidak bisa jauh dari jejaring sosial dalam kegiatan sehari-hari mereka. Hubungan
antarajejaring sosialdengan tata bahasa saya pikir sangat penting. Banyak remaja yang berpikir jejaring sosial digunakan hanya untuk berkomunikasi
dan jika ingin menggunakan bahasa Inggris tidak harus memperhatikan
tata bahasa. Namun, dengan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi di jejaring
sosial dapat
melatih kemampuan bahasa Inggris kita, terutama dalam tata bahasa. Penggunaan Ungrammatical
English
oleh para remaja di
jejaring sosial kadang-kadang dapat dipahami oleh orang lain. Memang kalimat
dalam bahasa Inggris tidak dapat ditafsirkan dari setiap kata, tetapi orang lain bisa menarik kesimpulan dari apa yang kita tulis dijejaring sosial, seperti yang akan dianalisis
dalam makalah ini.
Dalam makalah ini, mengacu pada konsep
pemikiran M.A.K. Halliday dengan teorinya ‘Systemic
Functional Grammar’. Functional Grammar adalah salah satu aliran besar
dalam Schools of Linguistics yang
dipelopori oleh linguist yang bernama M.A.K Halliday. Pemikiran Halliday yang besar dan memiliki banyak pengikut
membuat Functional Grammar masih
banyak yang menggunakan/diakui sampai sekarang.
II.
LANDASAN TEORI
Halliday merupakan nama besar dalam
bidang linguistik, khususnya kutub linguistik yang memandang bahasa sebagai
fenomena sosial. Hasil karyanya yang melegenda hingga saat ini ialah Systemic
Functional Grammar.
Halliday melanjutkan teori Firth
mengenai bahasa, terutama yang menyangkut segi kemasyarakatannya. Teori
Halliday dikenal dengan nama Neo Firthian
linguistics atau scale and category
linguistics, berasarkan karangannya yang berjudul “Categories of the Theory of Grammar”. Nama lain untuk teori yang
dikembangkan oleh Halliday tersebut adalah systemic
linguistics (SL).
(Kushartanti U. Y., 2005) Beberapa pokok
pandangan SL dapat dikemukakan dalam ringkasan berikut.
SL
memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa. Yang menjadi minat
SL antara lain adalah fungsi kemasyarakatan bahasa dan bagaimana fungsi
kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.
SL
memandang bahasa sebagai bentuk “pelaksana”. SL mengakui pentingnya pembedaan langue
dari parole.Parole adalah perilaku kebahasaan yang sebenarnya, sedangkan
langue adalah jajaran pilihan yang dapat dipilih oleh seorang penutur
bahasa.
SL
lebih mengutamakan pemberian ciri-ciri bahasa tertentu beserta
variasi-variasinya.
SL
kurang tertarik pada semestaan bahasa.
SL
mengenal adanya gradasi atau cline dalam bahasa. Gradasi sebenarnya adalah
kontinum.Batas butir-butir bahasa sering tidak jelas. Misalnya saja tentang
kegramatikalan suatu kalimat: skala kegramatikalan tidaklah semata-mata terbagi
atas “gramatikal” dan “tidak gramatikal” saja, tetapi terdiri dari beberapa
tingkatan, yaitu: tidak gramatikal, lebih janggal, gramatikal (tidak biasa),
kurang janggal, kurang biasa, gramatikal (biasa) dan lebih biasa.
Dari beberapa penjelasan di atas,
penulis menyimpulkan bahwa ilmu bahasa tidak pernah lepas dari grammar atau
tata bahasa. Lalu apakah tata bahasa (grammar) itu?
Grammar
is the mental representation of a speaker’s linguistic competence; what a
speaker knows about a language, including its phonology, morphology, syntax,
semantics, and lexicon. A linguistic description of a speaker’s mental grammar.
The grammar of language consists of the sounds and sound patterns,
the basic units of meaning such as words, and the rules to combine all of these
to form sentences with the desired meaning. The grammar, then, is what we know.
It represents our linguistic competence. Every human being who speaks a
language knows its grammar. When linguists wish to describe a language, they
attempt to describe the grammar of the language that exists in the minds of its
speakers. There will be some differences among speakers knowledge, but there
must be shared knowledge too. The shared knowledge - the common parts of the
grammar – makes it possible to communicate through language.
We have used the word grammar in two ways: the first in reference
to the mental grammar speakers have in their brains; the second as the model or
description of this internalized grammar.
When we say that a sentence is grammatical, we mean that it conforms to
the rules of both grammars; conversely, an ungrammatical sentence deviates in
some way from these rules. If, however, we posit a rule for English that does
not agree with your intuitions as a speaker, then the grammar we are describing
differs in some way from the mental grammar that represents your linguistic
competence; that is, your language is not the one described
(Fromkin, 2003).
III.
ANALISIS
a.
Metode
Penulis menggunakan jejaring social Twitter dan BlackBerry Messenger dalam melakukan analisis ini. Dengan
memperhatikan “Home” pada Twitter dan
“Recent Updates” pada BlackBerry Messenger, penulis mencoba
menemukan para pengguna jejaring sosial tersebut yang menggunakan ungrammatical English pada postingannya,
tetapi dapat dipahami maknanya. Kemudian data tersebut disimpan untuk
dianalisis. Data yang telah disimpan kemudian dianalisis grammar atau tata bahasanya, jika ada ungrammatical English, penulis mencoba merubahnya menjadi grammatical English.
b.
Analisis
Data 1
a.
Jejaring
Sosial :
Twitter
b.
Nama
Pengguna :
@meilindalesmana
(Meilinda Jayanti)
c.
Postingan :
Jujujuliaaaa lu
kpn libur? When we go to puncak? Udah ga sabar nih guee heheh @jujulia
d.
Analisis :Pada postingan di atas, ada
kesalahan tenses pada kalimat “When we go
to puncak?”. Walau kurang tepat dalam penggunaan tensesnya, tapi pembaca dapat memahami maksud pemilik akun bahwa
dia ingin menanyakan kapan akan pergi ke puncak. Dalam kalimat tersebut, karena
kejadiannya belum terjadi, maka seharusnya menggunakanSimple Future Tense dengan rumus “S + WILL + V1 + O + Adverb”. Simple Future Tense digunakan untuk
menjelaskan suatu aktivitas yang akan terjadi di masa yang akan dating.Tetapi
karena kalimat tersebut adalah kalimat tanya, maka menggunakan rumus “WILL + S + V1 + O + Adverb” sehingga
kalimat yang benarnya adalah “When will
we go to Puncak?”. Tetapi dapat juga menggunakan rumus “S + To Be + Going to + Verb1 + O + Adverb”.
Kalimat di atas bisa juga menjadi “When
are we going to Puncak?”.
Data 2
a.
Jejaring
Sosial :
Twitter
b.
Nama
Pengguna :
@okqeAkbar (Akbar
Okqe Hutama)
c.
Postingan :
THERES SO MANY
THINGS I HAVE
d.
Analisis :
Pada postingan di atas, jelas ada kesalahan pada tata bahasa. Seperti yang
telah kita ketahui, “so many things”
adalah bentuk jamak, sedangkan postingan di atas tertulis “Theres /there is so many things”. Karena “so many things” adalah bentuk jamak, maka to be yang digunakan seharusnya bukan “is”, tetapi “are”,
sehingga kalimat yang benarnya ialah “There
are so many things I have.”.
Data 3
a. Jejaring Sosial :
Twitter
b.
Nama
Pengguna :
@rezaalle (REZA
ALLE FAZRIAN)
c.
Postingan :
For me? Uh :’) RT
@yosepseto: I always singing just for you *nana~
d.
Analisis : Pada postingan di atas
terdapat kesalahan penggunaan tenses dalam kalimat “I always singing just for you”. Jika dilihat dari keterangan
waktunya, yaitu “always”, maka tenses yang harus digunakan dalam
kalimat tersebut adalah Simple Present
Tense dengan rumus “S + V1+ O”. “I always singing just for you” sudah
hampir benar, hanya saja “verb” yang
digunakan tidak perlu ditambah “ing”,
sehingga kalimat tersebut seharusnya “I
always sing just for you”. Tetapi jika maksud si pemilik akun bahwa dia
sedang bernyanyi, maka tenses yang
harus digunakan adalah Present Continuous
Tense dengan rumus “S + To Be +
V1+ing + Adverb”, sehingga kalimat tersebut menjadi “I am singing just for you”, tanpa “always” karena “always”
adalah salah satu keterangan waktu yang menandakan harus menggunakan Simple Present Tense.Selain “always”, ada beberapa keterangan waktu
yang menandakan penggunaan Simple Present
Tense, antara lain yaitu “every day,
every year, every month,every week dan usually”. Yang harus diingat pada Simple Present Tense, jika
subyek/pelakunya “She” dan “He”, maka verb atau kata kerjanya harus ditambah “s/es”.
Tetapi,
seandainya yang dimaksud adalah kejadian yang sedang berlangsung, maka kalimat
tersebut menjadi “I am singing just for
you”, dan itu adalah Present
Continuous Tense. Selain untuk menjelaskan suatu kejadian yang sedang
berlangsung, Present Continuous Tense
juga digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian yang akan berlangsung dalam
waktu dekat, contohnya adalah “I am
listening to BBC radio tonight.”. Keterangan waktu yang biasanya digunakan
untuk Present Continuous Tense
diantaranya adalah “now, at the moment,
at present dan tonight”.
Data 4
a.
Jejaring
Sosial :
Twitter
b.
Nama
Penggun :
@nounapungky
(Pungky Andilla SS)
c.
Postingan :
I still remember
when we watch fireworks in the top tower of manhattan ,it’s so amazing even
that was the last years hihi @Angga_PF
d.
Analisis : Pada postingan di atas
terdapat kesalahan dalam penggunaan tenses, yaitu pada kalimat “I still remember when we watch fireworks in
the top tower of manhattan, it’s so amazing even that was the last years”.
Karena kejadian tersebut telah terjadi atau kejadian lampau dengan ciri
terdapat kata “last year”, maka tenses yang digunakan seharusnya Simple Past Tense dengan rumus “S + V2 + O + Adverb”, sehingga kalimat
di atas seharusnya “I still remember when
we watched fireworks in the top of Manhattan, it’s so amazing even that was the
last year”. Kalimat di atas hampir benar, hanya saja kata kerjanya harus
menggunakan kata kerja kedua, yaitu “watched”
(dalam kalimat tersebut). Salah satu ciri dari Simple Past Tense adalah dengan melihat keterangan waktunya (Adverb of Time). Dalam kalimat di atas,
keterangan waktunya adalah “last year”.
Contoh lain keterangan waktu dalam Simple
Past Tense antara lain yaitu “last
night, last week, last month, two days ago, the day before yesterday, dll”.
Pada Simple Past Tense, jika setelah
subyek/pelaku bukan kata kerja (verb),
maka setelah subyek menggunakan “was/were”.
“Was” untuk “I, She, He dan It”, sedangkan “were”
digunakan untuk “You, We dan They”. Contoh kalimat Simple Past Tense yang setelah subyeknya
bukan kata kerja, antara lain: I was a
teacher last year danThey were in Japan
last week.
Data 5
a.
Jejaring
Sosial :
BlackBerry Messenger
b.
Nama
Pengguna :
Lucky Patria
Yusuf
c.
Postingan :
Keep fight!
d.
Analisis : Dalam kalimat “keep fight!” pada postingan di atas, ada
kesalahan pada tata bahasa. Dalam tata bahasa, ada yang namanya “Gerund”. (Riyanto, 2009)(Riyanto, 2009: 245) Gerund adalah kata kerja 1 +ing (Ving)
yang digunakan sebagai kata benda. Karena fungsinya sebagai kata benda, maka Gerund dapat berfungsi sebagai Subject, Object the Verbs, Object of
Prepositions dan juga Complements.
Contoh Gerund sebagai subyek kalimat
antara lain yaitu “Swimming once a week
can make us healthy dan Being a nurse
is her ambition”. Contoh Gerund
sebagai obyek kata kerja tertentu antara lain yaitu “The students enjoy listening to westhern songs dan Let’s practice speaking English on Wednesday”.
Contoh Gerund sebagai obyek kata
depan antara lain yaitu “Yudi is good at
designing house dan Cici is clever at
making new patterns of fashion”. Contoh Gerund
sebagai predikat pelengkap antara lain yaitu “His hobby is swimming dan My
favorite acivity is playing basketball”. Contoh Gerund sebagai keterangan kata benda antara lain yaitu “The waiting room is full of persons dan The swimming pool is being renovated.
Sedangkan kalimat “keep fight!”
seharusnya menjadi “Keep fighting!”,
karena itu termasuk Gerund sebagai
objek kata kerja tertentu. Yang dimaksud kata kerja tertentu yaitu kata kerja
yang setelahnya harus diikitu oleh Gerund.
Beberapa kata kerja tersebut, diantaranya; keep,
stop, enjoy, practice,escape, admit, avoid, consider, like, dislike dan deny. Oleh karena itu, postingan di atas
seharusnya “Keep fighting!”.
Data 6
a.
Jejaring
Sosial :
Twitter
b.
Nama
Pengguna :
@RettyYasa (Retty
Yasa Fadilla M)
c.
Postingan :
The winner make a
commitment a looser make a promise <3 span="span">3>
d.
Analisis : Kalimat dalam postingan di
atas juga terdapat kesalahan tata bahasa. “The
winner make a commitment a looser make a promise”. Kalimat tersebut adalah
sebuah pernyataan, dimana sebuah pernyataan harus menggunakan Simple Present Tense dengan rumus “S + Verb1 + O + Adverb”. Jika subyeknya
“She, He dan It”, maka kata kerjanya ditambah “s/es”. Oleh karena itu, kalimat di atas seharusnya “The winner makes a commitment, a looser
makes a promise<3 i="i" style="mso-bidi-font-style: normal;">Simple Present
Tense3>
selain digunakan untuk menjelaskan suatu pernyataan atau suatu
deskripsi/definisi, juga digunakan untuk menjelaskan suatu aktivitas yang
terjadi sepanjang waktu atau kebiasaan dan sesuatu yang benar secara umum.
Contoh kalimat yang menerangkan suatu aktivitas yang terjadi sepanjang waktu
atau kebiasaan antara lain yaitu “Rose
always comes on time, Roy goes to
school by car dan I learn English
every day”. Contoh kalimat yang menerangkan sesuatu yang benar secara umum
diantaranya adalah “I am an Indonesian,
ice is cold, You are a lecturer dan The
sun rises in the east”. Contoh kalimat yang menerangkan suatu pernyataan
atau suatu deskripsi/definisi diantaranya yaitu “A doctor works in a hospital, Teachers
teach in schools, dan Architect is a person
who plans a new building”.
Data 7
a.
Jejaring
Sosial :
Twitter
b.
Nama
Pengguna :
@lagilagitheo
(Tubagus Theo)
c.
Postingan :
jebreyt RT
@AgungSanjay: oooppsss” @adezulharmain: I need help you RT @lagilagitheo: wkwkw
berisik lu RT @adezulharma…
d.
Analisis : Dalam postingan di atas,
terdapat kalimat “I need help you”.
Jika yang dimaksud adalah “aku butuh pertolonganmu”, maka kalimat tersebut
seharusnya “I need your help”, karena
setelah kata kerja harus diikuti dengan objek yang berkelas kata noun atau kata
benda. Tetapi jika yang dimaksud adalah “aku perlu menolongmu”, maka kalimat
tersebut seharusnya “I need to help you”,
karena “need to” = “perlu”. “need” yang diikuti oleh kata kerja harus
ditambah “to”, sedangkan “need” yang diikuti kata benda tidak
perlu ditambah “to”. Contoh “need” yang diikuti kata kerja adalah “I need to go to school to meet my teacher.”.
Contoh “need” yang diikuti kata benda
adalah “I need the book.”.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas, masih
banyak remaja yang menggunakan ungrammatical English pada jejaring sosial,
khususnya Twitter dan BlackBerry Messenger. Penerapan tata
bahasa dalam bahasa Inggris bukannya tidak penting, banyak orang menilai bahwa
bahasa bukanlah bagaimana susunan kata-katanya tersusun dengan rapi, tetapi
bahasa adalah bagaimana kita mengaplikasikan apa yang ingin kita sampaikan agar
lawan bicara atau orang lain dapat memahami maksud kita. Dalam kasus penggunaan
ungrammatical English pada jejaring
sosial seperti yang telah dianalisis dalam makalah ini, banyak terjadi
kekeliruan makna. Karena postingan dalam jejaring sosial berbentuk tulisan dan
sifatnya tersurat, terkadang pembaca keliru dalam penangkapan makna. Lain
halnya jika kita sedang berbicara yang sifatnya lisan, terkadang ungrammatical English dapat tertutupi oleh
bahasa tubuh si pembicara, sehingga pendengar dapat mengambil kesimpulan atas
makna yang dimaksud oleh si pembicara. Penggunaan bahasa yang tidak grammatikal
bukan berarti kurang bagus dalam menggunakan bahasa, karena pada dasarnya
bahasa adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi dan untuk berkomunikasi intinya
bagaimana kita dapat saling bertukar pikiran dan berbagi informasi dengan lawan
bicara. Grammar atau tata bahasa,
terutama dalam bahasa Inggris, memang tidak mudah, butuh proses untuk
mempelajari dan memahaminya untuk bisa kita terapkan dalam penggunaan bahasa
Inggris kita. Penguasaan grammar atau tata bahasa dapat diaplikasikan bukan
hanya dalam bentuk lisan, tetapi juga tulisan.Oleh karena itu, grammar atau
tata bahasa menjadi salah satu bagian penting dalam ilmu bahasa. Hubungannya
dengan jejaring sosial, kita dapat melatih kemampuan penguasaan grammar kita di
jejaring sosial, karena kita tidak jarang berkomunikasi melalui jejaring sosial
dalam kehidupan sehari-hari dan itu sangat bermanfaat dalam meningkatkan
kemampuan penguasaan grammar kita.
REFERENSI
Fromkin, V., Rodman, R., Hyams, N. (2003).An Introduction to Language (7thed.),
14. Boston: THOMSON.
Kurshartanti, Yuwono, U., Lauder, M. R. M. T.
(2005). Langkah Awal Memahami Linguistik,
209-210. Jakarta,
Indonesia: Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, S., Emilia, N. H., Leila, N. H.
(2009).A Handbook of English Grammar, 245. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka
Belajar.
Komentar
Posting Komentar