Rindu Hujan

Mey, seorang pegawai kantor terburu-buru mengejar bus ke kantornya. Ia benar-benar kacau hari ini top to toe yang jika dilihat orang tak dikenal akan memanngilnya 'cewe sinting' hanya dengan kaus oblong lengan panjang dan celana jeans dengan robekan di bagian dengkul serta rambut panjang indah yg belum tersentuh shampo sejak seminggu yg lalu. mungkin jika ia tega mengibaskan rambutnhya maka seluruh orang2 yang ada didekatnya akan pingsan seketika.

sampai akhirnya ia sampai di bus menuju kantornya, sambil melirik jam tangan sport biru, ia langsung menarik napas dan memegang handle atas agar tubuhnya tak jatuh saat bus mngerem mendadak. semua mata di bus memandangnya. ia bingung, adakah yg salah pada dirinya? tanyanya dalam hati. ia cuek sambil mnegeluarkan iphone dan headset dan berlalu dengan musik klasik kesayangannya.

kantor sudah di depan mata. bayang2 deadline mengecam otaknya, namun dia tak seperti apa yg dilihat selalu riang seperti pagi menjelang siang ini di meja rapat. suara ketukan sepatu pantofel dengan tegas menuju ruang rapat, seketika diusik oleh bisik2 canda teman disebelah Mey.
"woi, kemana ajah lo? ini udah sesi kedua tau!. " Perempuan berkemeja merah muda dengan balutan rok pensil menyikat pelan tangan Mey. Mey hanya mengangguk dengan terus memandang ke arah luar jendela. teduh' pikirMey  dalam hati.

" HELLOOOOO!" lelaki dengan kacamata hitam dan rambut keriting mirip nicholas di AADC itu mengggerakkan telapak tangan persis di depan muka Mey.
Mey kaget dan hanya membalas senyuman ke segala arah diruang tersebut.

"lo hari ini aneh, udah telat, eh tetep aja kaya orang ga punya salah" si pria keriting membisikkan sesuatu pada Mey saat rapat redaksi sudah mulai. tampak suara jelas sang redaktur sedang mempresentasikan rapatnya. tapi Mey masih bisa menyembunyikan sesuatu. Mey masih tersenyum walaupun setiap orang di ruang rapat menatapnya aneh.

"oke, majalah siap cetak, kalian bisa libur selama 3 hari" kalimat terakhir membuat Mey tiba2 nyeletuk "yes" mengepalkan tangan dan menggerakkannya ke bawah meja.
si keriting Gian langsung menariknya keluar ruangan, ini bukan hal yang baru bagi Mey si pria konyol ini memang menjadi tempat pelarian penatnya jika banyak deadline majalah yg belum selesai. teman seperjuangan saat sama- sama menjadi wartawan newbie.

awan masih mendung dengan perkiraan hujan yang mengguyur sebentar lagi.
"bakso pak yayan!" mereka serentak menebak sambil melihat cuaca di sekeliling penglihatan. 'akan hujan' sekelebat pikiran mereka sama-sama tertuju pada gerobak bakso di sebrang kantor.

"tiga hari cuuuuy, kita kemana nih? ayo dong.. ada ide?" Gian menyedot es teh manis yang baru saja diantarkan ke meja dia dan Mey. Mey menggeleng sambil mengernyitkan dahi.

"tidur?" Mey melontarkan ide sambil tersenyum konyol ke arah Gian.
" Gila.. 1 bulan jungkir balik ngelarin deadline. sekarang liburang cuma buat tidur? huh . ogah deh gue." Gian mengambil semangkuk bakso yang diantar pak yayan ke Mejanya.
" lo aja gih sana. gue mau jalan2 refreshing" Mey hanya tersenyum melihat polah tingkah temannya itu. lalu obrolan mereka beralih ke seputar kantor dan gosip2 hangat kemudian beralih ke travelling dan berubah lagi ke politik. hujan yang akhirnya turun pun tak membatasi obrolan mereka hingga akhirnya pak yayan berniat memberesi bangku dan menutup warung baksonya.

"gue anter pulang ya?" Mey menggelengkan kepala saat Gian menawarkan.
"naik bis aja, masih ada yang lalu lalang ko. jam segini mah." Mey berlalu tanpa menatap Gian lagi. gadis berperawakan tinggi langsing dengan backpack hitamnya terlihat memberhentikan bus ke arah pulang. hati Mey masih sangat Rindu pada sebuah mimpi yang membuatnya terlambat bangun tadi pagi. Wajah yang selalu ia rindukan saat hujan turun, menceritakan kisah - kisah wanita hebat dalam islam seperti khadijah, aisyah, fatimah, dsb sudah hampir semuany ia hafal jalan hidup wanita- wanita tsb. tapi entah kenapa mimpi itu buka  tentang cerita hebat wanita tetapi tentang sebuah perintah dari wanita yang tak lain adalah ibunya yang menginginkannya berjilbab memperbaiki sikal dan akhlak. Mey merasa selama ini ia masih menjadi orang baik yang tidak melanggar apa yang tuhannya perintahkan.

" nak, berjilbab bukan tentang baik atau tidaknya seseorang tetapi ini adalah perintah Allah swt yang hakiki bagi perempuan,apalagi perempuan secantik kamu yang kehormatannya adalah nyawa ibu". kalimat itu seakan mendengung di telinganya hingga ia benar2 lelah untuk mengartikan sebuah mimpi itu, mimpi yang membuatnya tidak mendengar telpon dari Gian yang membangunnkannya, mimpi yang membuatnya nyaris berpenampilan acak acak an, mimpi yang membuatnya melamun sepanjang rapat redaksi dan mimpi yang mmbuatnya memutuskan untuk tidak kemana-mana saat mendapat jatah libur.

telpon genggamnya berbunyi dan membuyarkan lamunannya.
'Hayya' ah, gadis berjilbab panjang teman kampusnya itu terpanjang dan memanggilnya di layar hp.
'assalamualaikum' suara hangat dan lembut ciri khas wanita jogja terdengar oleh Mey.
"waalaikum salam" Mey sumringah sambil memberhentikan bus untuk segera menurunkannya di halte terdekat.
" apa kabar Mey?" seperti biasa bertanya kabar adalah hal terpenting yang dilakukan dua sahabat jauh yang jarang berkomunikasi.
" Baik, Lo sendiri gimana Hay?" obrolan pun berlangsung sederhana mengalir apa adanya, tentang teman kampus, tentang pekerjaan masing2  dan terakhir tentang jilbab. Mey tertegun ketika Hayya merayu nya untuk memakai jilbab, Hayya berusaha menepis semua ketakutan yg akan dihadapi Mey.

" ingat Mey, Allah selalu bersama kita,  hambanya yang Dia sayang..." Mey terdiam mengusap airmata sampai akhirnya pembicaraan berakhir dan Mey juga Hayya sama2 menutup telpon mereka. perjalanan menuju rumah kontrakan agak jauh sekitar 30 meter tapi wajah dan cerita Hayya membuat semuanya terasa lega dan menenangkan. semoga ini adalah wujud dari do'a yang dipanjatkan ibunya di alam yang berbeda.

3 hari kemudian

bis orange itu menurunkan seorang gadis berjilbab biru muda dengan balutan blouse pink dan celana bahan hitam dan pasti backpack hitam yang selalu menemani punggungnya.

Dari parkiran Gian mengangkat kacamat hitamnya untuk menegaskan gadis cantik yang ia lihat barusan. tanpa sadar Mey diikuti Gian dari belakang hingga sampai di ruangan kerjanya.
Gian masih melongo melihat gadis yang dihadapannya dengan gadis yang ia lihat 3 hari yang lalu.

"kayanya baru liat bidadari surga jatuh ke bumi" gian melemparkan rayuan gombalnya yang disambut timpukkan kepalan kertas ke arah kepalanya.

" Duh,,,, " Gian mengusap kepalanya yang kena timpuk.
" dipuji ko, malah ditimpuk" Gian senyum kepada gadis yang ternyata Mey dan berlalu menuju meja kerjanya..

'dasar Gian lebay' sungutnya dalam hati setelah mendengar rayuan Gian.

Komentar

  1. Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”

Kegiatan menempel kapas pada gambar kambing atau domba