Birth story

Assalamualaikum... 

Alhamdulillah comeback nulis lagi, hahahhaha
walaupun seadanya dan belum pulih, tapi saya udah pengen cerita banyak di blog ini. 
cerita nikahan belum ya, tapi ini mau cerita tentang lahiran my birth story. sayang kalau gak di publish atau dituangin ke dalam cerita. 
oke oke. jadi gini kehamilan yang udah memasuki minggu ke 38 kehamilan, saya direncanakan untuk operasi caesar pada Senin, 30 Januari 2023. 
harus sudah siap siap puasa di minggu malam pukul 21.00 WIB dari Rumah hinggak keesokan harinya di Rumah sakit Aqidah Kota Tangerang. 

      saya dan suami berangkat ke Rumah sakit dengan berbagai persiapan, pakaian bayi, pakaian saya dan suami, serta berkas berkas sebagai administrasi persalinan, tidak lupa mental dan banyak minta restu terutama ke ibu saya dan ibu mertua saya. rasa haru dan cemas bercampur aduk, tapi alhamdulillah suami selalu jadi penenang saya, siaga (siap, antar dan jaga) kapanpun untuk saya dan calon buah hati. 

       Setibanya di Rumah sakit, saya, suami dan Ibu saya langsung ke tempat pendaftaran guna mengecek kamar inap saya selama puasa dan pasca lahiran nanti. sepuluh menit kemudian saya dibawa menggunakan kursi roda ke lantai dua, ruang inap 206. saya langsung ditangani oleh bidan untuk menjalani beberapa pengecekan. diantaranya: detak jantung janin, pengecekan HB saya, serta pencukuran Bulu kemaluan dan pergerakan janin. saya ditangani dengan sigap langsung dan tanpa menunggu yang lain. 

     saya kembali ke ruang rawat inap, mulai diinfus, tetapi ternyata masih boleh makan smpai jam 2 malam. akhirnya suami membelikan makanan lagi agar saya lebih fit dan bugar selama puasa esok hari. setelah makan, saya dan ibu saya tidur di kamar inap yang terdapat dua tempat tidur, masing masing kami tidur di tempat tidur berbeda namun ruangan yang sama. satu kamar tsb hanya terdapat dua tempat tidur. namun, ketika sedang pulas-pulasnya, kami terbangun dengan kedatangan pasien rawat inap baru, yang akan menempati kamar yang sama dengan kami. jadi, ibu sayapun pindah ke tempat tidur saya dan kami berdua dikasur yang sama. pikirku, tak apalah, ibuku juga menemani semalaman dan membantu aku, apabila memerlukan sesuatu. 
             gangguan tidur kami tidak berhenti sampai disini, kami yang mulai lelap tertidur tiba tiba terganggu dengan suara dengkuran penjaga pasien sebelah kami, rasanya ibu saya mau kesal, karna kami tidak bisa tidur. 

        di admin rumah sakit, suami saya masih sibuk mengurus keperluan berkas untuk Operasi esok hari. ia bolak balik ke kamar kami, dan ke administrasi, serta terkdang mampir ke warung kopi, melepas lelahnya sedikit dengan meminum kopi dan menghisap rokonya sebentar. wajahnya sudah terlihat lelah namun ia sangat antusias, untuk kelahiran calon buah hatinya esok hari. 🤗^⁠_⁠^.

        adzan subuh berkumandang, saya langsung bersiap sholat subuh dengan infusan tangan dan perut yang sudah mulai engap untuk berdiri. ibu saya menyarankan sholat sambil duduk di kasur dan .memakai mukena. ruangan terasa dingin, campur aduk dengan perasaan emosi dan cemas saya. berzikir  salah satu kunci saya apabila dilanda perasaan cemas, zikir apa saja sebiaanya saya. hingga akhirnya saya membersihkan badan dan siap siap untuk dipanggil ke ruang operasi. saat itu suami masih diluar rs. sayapun mencoba menelponnya dan mengatakan saya sudah masuk ruang operasi. 
"cepat sekali" pikir suami saya, yang langsung naik ke ruang operasi dan saya meminta restunya. haru sudah mulai bergejolak dipikiran saya, saat berganti baju operasi dan suami sudah menutup pintu opersi menunggu di luar ruangan dengan perasaan cemas dan tegang. 
          saya sudah bersiap masuk ke ruangan operasi dan dimulai untuk tindakan anestesi, di suntik anestesi, cek tekanan darah, cek kondisi janin, detak jantung janin, obat dalam bentuk cairan. 
unfortunately, saya belum mencopot cincin saya. huh. 
dokter anestesi saya menyarankan untuk hal tsb. tetapi, jari saya sudah terlanjur kebesaran dan akhirnya cincin pun di selotip agar tidak terkena efek dari alat operasi lainnya. 
Dengan hati yang gembira namun resah gelisah, karena tinggal sendirian di ruang operasi tanpa suami. 
Operasi dimulai dengan candaan dari dr anestesi yang saya lupa namanya sebut saja dia Dr.A dengan menyiapkan beberapa suntikan dan bertanya mengenai nama serta tempat tinggal saya, saya jawab saja seperlunya. Karena memang hati sudah tidak karuan saat itu. 
Setelah itu proses bius sudah mulai berlangsung. Dengan aba aba 'mohon izin bu, untuk menyuntikkan bius, nanti perlahan ibu akan merasakan kaku dan lemas perlahan dari perut sampai ke bawah ya bu'
'Iya' jawab saya setengah lemas saat itu. 
Dokter obgyn yang saat itu datang membuat saya makin deg deg an. Dr Nandono yang mengenakan kemeja dan celana kerjanya menyapa saya 
"Ibu Saidahturahmah ya?" 
"Iya dok" Jawab saya masih kalut.
"Tekanan darah normal, posisi bayi bagus, yok mulai operasinya" Katanya sambil memakai seragam ruang operasi. 

Semakin lama semakin terasa setengah badan saya lemas dan tidak bisa digerakkan. Sambil tetap berzikir, saya melihat hijab atau kain hijau kebiruan di depan saya menghalangi penglihatan saya di proses operasi. Semilir saya dengar percakapan dr. a dengan dr. Nandono tentang pertandingan moto GP semalam. 'Ah saya tidak perduli apa yang mereka bicarakan' kata saya dalam hati. Saya hanya ingin melahirkan dengan selamat sampai operasi nya selesai. 

Setelah 20 menit berlangsung. Bayi saya keluar dengan tangisan yang keras dan panjang segera dibawa ke ruang bersih bayi dan di tempatkan di Ruang bayi. Saya masih setengah sadar saat dr. a berkata
" selamat bu, bayinya laki laki." 
" Ya dok alhamdulillah. Masya Allah" 
Jawab saya sedikit lega namun masih kalut. Karena pasti saya belum selesai. 
30.menit kemudian saya keluar dari R. Operasi  dan masuk. Ke r. Perawatan. Yang pertama menemui saya ada ibu saya. Waaaah. Senangnya beliau mendapatkan anugerah cucu laki laki dari saya. Setelah beberapa bulan ditinggal bapak. Ibu saya kini kehadiran anggota keluarga baru yaitu anak saya atau cucunya. Datang suami saya, datang pula kaka ipar dan ibu mertua. Semua datang. Alhamdulillah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Tata Bahasa Kasus (Case Grammar)

Perbedaan Bahasa antara Jawa Indonesia dan Jawa Suriname”

Kegiatan menempel kapas pada gambar kambing atau domba